Tujuan utama rasio penunggakan adalah untuk mengidentifikasi dan mengukur besarnya piutang yang bermasalah atau mengalami keterlambatan pembayaran. Rasio ini digunakan untuk mengawasi kesehatan piutang perusahaan dan mengantisipasi potensi kerugian akibat piutang tak tertagih. Penyebab rasio penunggakan yang tinggi karena kualitas pelanggan yang kurang mampu atau tidak disiplin dalam membayar dapat meningkatkan rasio penunggakan. Kebijakan kredit yang longgar jika perusahaan memberikan kredit dengan persyaratan yang terlalu longgar, ini dapat meningkatkan risiko piutang tertunda. Proses penagihan yang tidak efektif dan keterlambatan atau kelalaian dalam penagihan dapat menyebabkan peningkatan piutang yang tertunggak. Manfaat mengukur rasio penunggakan yaitu mengontrol risiko kredit dengan memantau rasio penunggakan, perusahaan dapat segera mengambil tindakan korektif untuk mengurangi piutang yang bermasalah. Selain itu meningkatkan arus kas, rasio penunggakan yang rendah berarti arus kas perusahaan lebih sehat, karena lebih sedikit piutang yang tertunda. Dan penilaian kualitas manajemen piutang, rasio ini memberikan gambaran tentang efektivitas tim manajemen dalam menagih piutang dan mengelola kredit.
Rumus perhitungan Rasio Tunggakan :
Rasio Tunggakan = Total Piutang Tak Tertagih/Penjualan Kredit x 100%
Keterangan :
- Total piutang tak tertagih : Jumlah total piutang yang tidak berhasil ditagih atau piutang yang sudah dianggap sebagai kerugian oleh perusahaan karena pelanggan tidak membayar sesuai kesepakatan.
- Penjualan Kredit : jumlah total penjualan yang dilakukan oleh perusahaan secara kredit dalam satu periode.
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami masalah dengan penagihan piutang, dimana banyak piutang yang jatuh tempo belum dibayar. Ini dapat mengindikasikan masalah dalam pengelolaan kredit atau ketidakefisienan dalam penagihan. Sedangkan jika rasio rendah menandakan bahwa perusahaan berhasil mengelola piutang dengan baik dan hanya sedikit piutang yang mengalami penunggakan.
Tabel 2. 1
Standar Pengukuran Piutang Tak Tertagih
Rasio Tunggakan >3 besar
Rasio Tunggakan 3 kecil
Sumber : Aris Munandar (2018)
Risiko piutang tak tertagih cenderung meningkat jika rasio tunggakan melebihi 3%, dan sebaliknya, risiko tersebut menurun jika rasio tunggakan berada di bawah 3%, berdasarkan standar yang diterapkan untuk menghitung piutang tak tertagih.
- Rasio Penagihan