Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Meraih Keadilan, Mewujudkan Kesetaraan melalui Distribusi yang Adil

22 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:30 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Friedrich Naumann Foundation

Dalam masyarakat ini, pekerja tidak terampil mendapatkan $20.000, pekerja terampil mendapatkan $50.000, dan profesional mendapatkan $100.000. Meskipun terdapat ketidaksetaraan, perbedaan pendapatan tidak se-ekstrim di Wealthmaximizia, dan semua kelompok mendapatkan pendapatan yang lebih besar daripada di Egalitaria.

Rawls akan berpendapat bahwa orang yang rasional dan tidak iri lebih memilih tinggal di Wealthmaximizia atau Fairnessaria daripada di Egalitaria, karena kedua masyarakat tersebut menawarkan peralihan ke Pareto Superior. Dalam Wealthmaximizia dan Fairnessaria, setidaknya satu kelompok mendapatkan lebih banyak tanpa membuat kelompok lain lebih buruk, dibandingkan dengan Egalitaria, di mana semua orang menerima jumlah yang sama namun sangat kecil.

Namun, perdebatan muncul ketika memilih antara Wealthmaximizia dan Fairnessaria. Mana yang lebih adil?

1. Wealthmaximizia

Menciptakan kekayaan total yang jauh lebih besar, tetapi pekerja tidak terampil tetap berada dalam situasi yang sangat buruk, hanya menerima $15.000, yang hampir tidak berbeda dari Egalitaria. Sebaliknya, kelompok profesional mendapatkan penghasilan sangat besar, yang menciptakan ketidaksetaraan ekonomi yang mencolok.

2. Fairnessaria

Memberikan distribusi yang lebih adil, di mana pekerja tidak terampil mendapatkan $20.000, jumlah yang jauh lebih besar daripada di Wealthmaximizia. Pekerja terampil dan profesional juga mendapatkan jumlah yang lebih proporsional, menciptakan keseimbangan antara hasil yang adil dan ketidaksetaraan yang wajar.

Bagi Rawls, keadilan tidak hanya tentang menciptakan kekayaan sebesar mungkin, tetapi juga tentang memastikan bahwa kelompok yang paling kurang beruntung (pekerja tidak terampil dalam contoh ini) mendapatkan manfaat terbesar. Karena itu, Rawls mungkin lebih memilih Fairnessaria daripada Wealthmaximizia, karena Fairnessaria memberikan peningkatan yang signifikan bagi kelompok yang paling kurang beruntung, tanpa menciptakan kesenjangan ekstrem antara kelompok-kelompok sosial.

Meskipun Wealthmaximizia lebih kaya secara keseluruhan, Rawls akan berpendapat bahwa Fairnessaria lebih adil karena memperhatikan kesejahteraan semua orang, terutama mereka yang berada di posisi terbawah, sesuai dengan prinsip keadilannya.

John Rawls mengembangkan konsep "Posisi Asali" (Original Position) sebagai bagian dari teorinya tentang keadilan. Ini adalah eksperimen pemikiran yang dirancang untuk menentukan prinsip-prinsip keadilan yang akan disepakati oleh individu yang rasional dalam kondisi yang adil. Dalam Posisi Asali, orang-orang yang terlibat dalam perundingan tidak mengetahui informasi pribadi tentang diri mereka, seperti status sosial, kekayaan, bakat, atau preferensi pribadi. Ini menciptakan situasi di mana mereka tidak memiliki alasan untuk bias atau diskriminasi, sehingga dapat menghasilkan kesepakatan yang lebih adil. Elemen kunci dari posisi Asali:

1. Tabir Ketidaktahuan (Veil of Ignorance)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun