3. Argumen Keadilan yang Konsisten
Menurut Cohen, jika kita mengakui bahwa individu memiliki komitmen untuk keadilan dalam masyarakat yang tertata dengan baik, maka semua orang seharusnya berusaha untuk mencapai kesetaraan yang lebih besar, bukan menerima ketidaksetaraan yang dibenarkan. Cohen berpendapat bahwa jika semua orang peduli terhadap keadilan, maka kebijakan yang memperbolehkan ketidaksetaraan tidak hanya tidak perlu, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan itu sendiri.
Cohen percaya bahwa dalam masyarakat yang berorientasi pada keadilan, tanggung jawab untuk menciptakan kesetaraan dan kesejahteraan bagi semua adalah kewajiban moral. Masyarakat yang ideal harus didasarkan pada prinsip bahwa setiap individu berhak atas sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, tanpa harus bergantung pada ketidaksetaraan untuk memotivasi pertumbuhan atau produktivitas.
Kritik Cohen terhadap Rawls mengajak kita untuk memikirkan kembali asumsi-asumsi dasar mengenai sifat manusia dan komitmen terhadap keadilan dalam konteks sosial. Dengan mengklaim bahwa dalam masyarakat yang tertata dengan baik, setiap orang akan berkomitmen untuk mencapai keadilan, Cohen menekankan pentingnya kesetaraan yang substansial sebagai tujuan akhir.Â
Ia mendorong kita untuk melihat keadilan bukan hanya sebagai sistem yang memperbolehkan ketidaksetaraan untuk keuntungan bersama, tetapi sebagai sebuah kewajiban moral yang harus dijunjung oleh setiap individu dalam masyarakat.
Pernyataan ini menggambarkan kritik terhadap pandangan John Rawls tentang ketidaksetaraan dalam masyarakat, terutama dalam konteks komitmen individu terhadap keadilan dan kesejahteraan kolektif. Berikut adalah penjelasan mengenai kritik ini:
1. Pandangan tentang Ketidaksetaraan
Cohen mengkritik bahwa Rawls mengizinkan ketidaksetaraan sebagai cara untuk meningkatkan keadaan semua orang, namun argumen ini mungkin bertentangan dengan ideal keadilan yang sejati. Dalam pandangan Rawls, ketidaksetaraan hanya dapat dibenarkan jika itu berdampak positif bagi yang paling tidak beruntung. Namun, kritik Cohen berfokus pada dua aspek:
a. Kewajiban Moral
Cohen berpendapat bahwa orang-orang yang berbakat dan memiliki kemampuan yang lebih harus merasa terikat oleh kewajiban moral untuk menggunakan bakat mereka demi kebaikan semua orang. Mereka seharusnya tidak hanya berfokus pada keuntungan pribadi, tetapi juga pada kontribusi mereka terhadap masyarakat. Jika mereka berkomitmen pada keadilan, mereka seharusnya bekerja keras untuk semua orang tanpa mengharapkan imbalan yang lebih besar.
b. Penghapusan Ketidaksetaraan yang Tidak Perlu