"Sebenar-benarnya, seyakin-yakinnya, dan tanpa keraguan, apa-apa yang di bawah itu sama dengan apa-apa yang di atas, dan apa-apa yang di atas sama dengan apa-apa yang di bawah, untuk menciptakan mukjizat satu hal."
Ini adalah keyakinan makrokosmos-mikrokosmos yang menjadi inti dari filsafat hermetis. Dengan kata lain, tubuh manusia (mikrokosmos) dipengaruhi oleh dunia luar (makrokosmos), yang mencakup langit melalui astrologi, dan bumi melalui unsur-unsur alami.
3. Pengaruh dan Perkembangan Alkimia di Iskandariyah
Pada tahun 331 SM, bangsa Masedonia yang berbahasa Yunani menaklukkan Mesir dan mendirikan kota Iskandariyah. Penaklukan ini mempertemukan mereka dengan pemikiran dan tradisi Mesir, termasuk alkimia. Iskandariyah menjadi tempat bertemunya berbagai pemikiran dan tradisi, yang kemudian memengaruhi perkembangan alkimia dalam budaya Yunani dan Romawi.
Iskandariyah menjadi pusat pengetahuan yang penting, di mana para cendekiawan dan filosof dari berbagai latar belakang berkumpul dan bertukar gagasan. Di sini, tradisi alkimia Mesir bercampur dengan pemikiran Helenistik, menghasilkan sintesis baru yang memperkaya dan memperluas cakupan alkimia.
Alkimia di Mesir Kuno merupakan fondasi penting bagi perkembangan alkimia di Barat. Mesir Kuno, dengan kota Iskandariyah sebagai pusat pengetahuannya, menjadi tempat di mana metalurgi dan mistisisme bertautan erat. Meskipun banyak dokumen asli telah hilang, warisan alkimia Mesir terus hidup melalui tulisan para filosof Yunani dan terjemahan Islam. Dewa Thoth atau Hermes Trismegistus dianggap sebagai pendiri alkimia Mesir, dan ajarannya membentuk dasar dari filsafat hermetis yang mempengaruhi alkimia Barat. Kota Iskandariyah, dengan perpaduan pemikiran Mesir dan Helenistik, memainkan peran kunci dalam penyebaran dan pengembangan alkimia di dunia kuno.
G. Alkimia di Era Yunani Kuno
Bangsa Yunani mengambil keyakinan hermetis dari Mesir dan memadukannya dengan filsafat Pythagoreanisme, ionianisme, dan gnostisisme, membentuk suatu tradisi alkimia yang kaya dan kompleks.
1. Filsafat Pythagoreanisme
Pada intinya, filsafat Pythagorean adalah keyakinan bahwa bilangan mengatur alam semesta. Keyakinan ini berasal dari pengamatan terhadap bunyi, bintang, bentuk geometris seperti segitiga, dan fenomena lain yang dapat dijelaskan melalui angka dan rasio. Pythagoras dan para pengikutnya percaya bahwa bilangan bukan hanya alat hitung, tetapi juga memiliki makna esoteris dan mistis yang mengungkapkan struktur fundamental alam semesta.
2. Pemikiran Ionia