Mohon tunggu...
Agus Tjakra Diredja
Agus Tjakra Diredja Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Hapus batas dunia, jelajahi isinya. Jika jenuh, temukan kedamaian dalam secangkir kopi dan keheningan, karena menulis adalah pelarian dan cara berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Roman

Jejak-Jejak Cinta dalam Pusaran Waktu

25 Oktober 2024   21:38 Diperbarui: 25 Oktober 2024   21:52 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber freepik)

Ken tersenyum, "Untuk menandai awal yang baru ini."

Saat kami duduk di bangku itu, memandangi matahari yang mulai terbenam, aku sadar bahwa inilah ending yang kucari untuk novelku. Bukan sebuah akhir, tapi sebuah kelanjutan. Sebuah janji akan lebih banyak hari yang akan kami lalui bersama, lebih banyak kenangan yang akan kami ukir di kota ini.

"Ken," bisikku, "Terima kasih telah menemukanku lagi."

Dia menggenggam tanganku erat, "Dan terima kasih telah kembali padaku."

Saat langit berubah jingga, kami tetap duduk di sana, dua jiwa yang telah menemukan rumah dalam diri satu sama lain dan dalam kota yang telah mempertemukan kami kembali.

Malam itu, saat aku menyelesaikan bab terakhir novelku, aku sadar bahwa kisah kami, seperti kota ini, akan terus berkembang.

Setiap hari adalah lembaran baru dalam kisah kami yang terus berlanjut. Aku mengetik kalimat terakhir novelku dengan perasaan puas, menyadari bahwa meskipun buku ini telah selesai, cerita kami masih jauh dari kata akhir.

Galeri Ken telah berkembang menjadi pusat seni yang terkenal di kota kami. Karyanya kini tidak hanya menggambarkan masa lalu kami, tetapi juga momen-momen baru yang kami ciptakan bersama. Sementara itu, novelku telah diterbitkan dan mendapat sambutan hangat dari pembaca.

Suatu pagi, Ken mengajakku ke pantai tempat kami sering menghabiskan waktu di masa muda. Ombak bergulung lembut menyapa kaki kami saat kami berjalan di sepanjang garis pantai.

"Aku punya kejutan untukmu," kata Ken, mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya.

Dengan penasaran, aku membuka amplop itu. Di dalamnya ada selembar tiket pesawat dan brosur sebuah desa kecil di Italia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun