Aku berjalan dari etalase menuju etalasi,
membaui kopi mengepul dari kafe-kafe yang berderetan
dari tawa dan senyum ramah para penjaganya
dari hembusan napas-napas lelah
Ah, suatu saat aku akan mampir,
sekedar ngopi dan mencari tahu
jejakmu di sini
Aku melangkah perlahan di trotoar yang ramai, mataku menyapu setiap sudut jalan dengan penuh harap. Sudah lima belas tahun berlalu sejak terakhir kali aku menginjakkan kaki di kota ini. Kembali ke sini bukan sekadar kunjungan biasa; aku datang dengan misi khusus: mencari jejak cinta masa laluku, Ken.
Kota ini telah banyak berubah. Gedung-gedung pencakar langit kini berdiri angkuh, menggantikan bangunan-bangunan tua yang dulu menjadi saksi bisu kisah cinta kami. Namun, aku yakin masih ada serpihan kenangan yang tersisa, menunggu untuk ditemukan.
Aku terus berjalan, mataku menatap lekat setiap wajah yang lewat, berharap menemukan sepasang mata yang familiar. Hidungku mencoba menangkap aroma parfum yang mungkin masih sama seperti dulu. Namun, yang kutemui hanyalah wajah-wajah asing dan aroma kopi yang menguar dari deretan kafe modern.
Langkahku terhenti di depan sebuah toko buku. Dulu, di tempat ini berdiri sebuah toko musik kecil tempat aku dan Ken sering menghabiskan waktu. Kami akan mendengarkan lagu-lagu romantis, berbagi earphone, dan membayangkan masa depan bersama. Kini, rak-rak buku telah menggantikan deretan kaset dan CD.