"Oh, iya. Hati-hati ya...."
Sejak itulah aku menjadi "tertarik" untuk mengetahui kehidupan Inov lebih dalam.
***
Suatu ketika aku berkesempatan untuk mengorek informasi langsung darinya. Kebetulan pada hari itu aku mendapat giliran shift yang sama dengannya. Sepulang kerja kuajak Inov untuk makan malam bersama. Jangan bayangkan candle light dinner di restoran yang mewah! Aku hanya mampu mengajaknya untuk makan malam di tukang nasi goreng pinggir jalan. Setelah memesan nasi untuk kami berdua, mulailah aku membuka pembicaraan.
"Nov, kamu ingat gak, waktu adikmu datang minta uang ke kamu?"
"Iya, kenapa?"
"Gak apa-apa kok. Aku cuma penasaran aja sama kamu."
"Penasaran kenapa? Emang ada yang salah ya, kalau mbak ngasih uang ke adiknya sendiri?"
"Bukan gitu maksudku. Emang orang tua kalian... maaf nih ya sebelumnya... nggak kerja gitu?"
"Penting ya... aku jawab pertanyaan itu?"
Aku terdiam sesaat. Beruntunglah nasi goreng yang kami pesan tadi sudah siap disajikan. Kebekuan sesaat tadi bisa mencair kembali. Setelah nasi goreng terhidang di hadapan kami, mulailah kami menyantapnya. Setelah beberapa suapan, aku mulai membuka obrolan kembali.