Mohon tunggu...
Andriyansyah Marjuki
Andriyansyah Marjuki Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah saya yang bukan kamu atau dia, apalagi kita.

Seorang BOCAH GEDE yang masih berusaha untuk memahami makna 'Urip Mung Mampir Ngombe'. http://basando.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Purnama di Balik Awan

13 April 2012   14:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, Pak, saya ingat."

"Kamu tahu kalau Inov hanya lulusan SMP? Kamu tahu Inov melamar kerja di waralaba ini menggunakan ijazah Kejar Paket C?"

"Iya, Pak. Inov pernah cerita kepada saya."

"Dika.... Jujur saja, sejak awal Inov melamar sebenarnya Inov sudah ditolak. Inov sebenarnya sudah tidak masuk kualifikasi administrasi karena syarat minimal adalah lulusan SMA dan memiliki ijazah SMA. Bukan ijazah Kejar Paket C. Memang kedua ijazah tersebut setara, tapi peraturan dari kantor pusat menyatakan bahwa yang bisa diterima hanyalah lulusan SMA yang memiliki ijazah SMA."

"Lalu...?"

"Iya, sebenarnya Inov sudah ditolak sejak awal. Tapi, ketika bapak membaca surat lamarannya sekali lagi, di bagian bawah surat itu tertulis kata-kata: Saya bekerja bukan untuk diri saya. Saya bekerja untuk menyekolahkan adik saya yang masih SMP. Saya ingin agar ia tidak menjadi bodoh seperti mbaknya ini yang hanya lulusan SMP. Saya ingin ia bisa melanjutkan hingga SMA, bahkan kalau bisa hingga sarjana."

Aku terdiam. Aku beku. Aku kemudian teringat bahwa Inov pernah menceritakan hal itu. Manajerku kembali melanjutkan ceritanya.

"Bapak tidak menyadari, ketika membaca surat lamaran itu, air mata bapak menetes membasahi surat lamaran Inov. Akhirnya bapak putuskan sedikit melanggar aturan dari kantor pusat. Bapak putuskan memanggil Inov untuk wawancara."

"Akhirnya Bapak terima Inov kerja, kan?"

"Iya, setelah mendengar penjelasan langsung dari Inov, bapak putuskan untuk menerimanya bekerja."

Aku sedikit tercerahkan. Putaran otakku mulai menemukan porosnya. Ternyata....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun