Manajerku memesan dua gelas kopi kental untuk kami berdua. Kemudian ia mulai menyulut rokoknya. Pembicaraan pun di mulai.
"Dika.... Coba kau lihat ke atas, ke langit luas."
"Iya, Pak. Kenapa? Cuma awan gelap dan pekat, Pak. Gak ada apa-apa."
"Iya, memang hanya awan gelap dan pekat. Tapi, kau tahu kan sebenarnya di balik awan itu ada purnama yang cerah bersinar?"
"Iya, Pak. Memang sepertinya ada purnama yang bersinar indah. Memang kenapa, Pak?"
"Bapak tahu, beberapa hari belakangan ini kamu mencari informasi mengenai kejadian pemecatan Inov yang dulu itu. Kamu masih penasaran? Belum dapat jawaban?"
"Iya, Pak. Saya masih penasaran. Bapak tahu kejadian sebenarnya?"
Akupun kemudian ikut menyulut rokok untuk menemani hangatnya kopi kental yang sudah tersaji sejak tadi. Pembicaraan kembali berlanjut.
"Kamu ingat kalau bapak pernah memanggil Inov dan menawarkan pekerjaan lain kepadanya?"
"Iya, Pak, saya ingat betul."
"Kamu ingat Inov menolak pekerjaan itu dengan alasan terlalu jauh dari rumahnya?"