Mohon tunggu...
Andriyansyah Marjuki
Andriyansyah Marjuki Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah saya yang bukan kamu atau dia, apalagi kita.

Seorang BOCAH GEDE yang masih berusaha untuk memahami makna 'Urip Mung Mampir Ngombe'. http://basando.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Purnama di Balik Awan

13 April 2012   14:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Manajerku memesan dua gelas kopi kental untuk kami berdua. Kemudian ia mulai menyulut rokoknya. Pembicaraan pun di mulai.

"Dika.... Coba kau lihat ke atas, ke langit luas."

"Iya, Pak. Kenapa? Cuma awan gelap dan pekat, Pak. Gak ada apa-apa."

"Iya, memang hanya awan gelap dan pekat. Tapi, kau tahu kan sebenarnya di balik awan itu ada purnama yang cerah bersinar?"

"Iya, Pak. Memang sepertinya ada purnama yang bersinar indah. Memang kenapa, Pak?"

"Bapak tahu, beberapa hari belakangan ini kamu mencari informasi mengenai kejadian pemecatan Inov yang dulu itu. Kamu masih penasaran? Belum dapat jawaban?"

"Iya, Pak. Saya masih penasaran. Bapak tahu kejadian sebenarnya?"

Akupun kemudian ikut menyulut rokok untuk menemani hangatnya kopi kental yang sudah tersaji sejak tadi. Pembicaraan kembali berlanjut.

"Kamu ingat kalau bapak pernah memanggil Inov dan menawarkan pekerjaan lain kepadanya?"

"Iya, Pak, saya ingat betul."

"Kamu ingat Inov menolak pekerjaan itu dengan alasan terlalu jauh dari rumahnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun