"Mas, ini minumannya, jadinya 5 ribu saja ya." Ucap Bu Mira yang memotong pembicaraan mereka.
 Ucapan cowok misterius itu terpotong begitu saja sehingga membuat Zahra semakin penasaran dengan dirinya. Cowok itu pamit dan pergi setelah minumannya telah disiapkan oleh Bu Mira.
 "Makasih ya bu, kalau gitu aku pamit dulu ya lagi buru-buru. Kalau suatu hari kita ketemuan lagi kita kenalan ya. Dahh." Pamitlah cowok itu kepada Zahra.
 Azzahra hanya mengangguk sambil melambaikan sayonara kepada cowok itu.
 Sesampainnya di rumah, Zahra langsung mandi setelah itu lanjut sholat dhuhur. Setelah sholat, ia membantu uminya memasak. Saat memotong bawang, Azzahra secara tidak sengaja melukai tangannya dan membuat uminya terkejut.
 "Awwwh sakit." Rintihlah Zahra.
 "Ya Allah, Zahra kamu kenapa? Kok bisa sampai ke gores gini?!! Sini umi bantu bersihkan." Ucap Umi Raisha dengan panik.
 "Awwh pelan-pelan umi, huhuhu. Ara tadi gak fokus. Tadi tiba-tiba keingat seseorang yang udah bantuin Ara waktu itu di jalan." Ucap Zahra sambil menahan rasa sakit.
 "Keingat? Kamu keingat sama siapa? Cowok ya? Cowoknya yaapa? Ganteng gak? Kamu suka ya sama cowok yang bantuin Zahra? Hayo ngaku sama umi cepattt." Ucap Umi sambil mengobati dan menggoda Zahra.
 "Ihh umi, gak perlu lengkap-lengkap juga dong kan Ara jadi malu." Ucap Azzahra yang dibuat tersipu malu oleh uminya.
 "Cieee, Ara jatuh cinta, Ara jatuh cinta. Ternyata anaknya Umi udah cepat besar ya." Ucap Umi dengan menggodanya lagi.