"Ra, udah mau tutup nih. Kamu mau pulang atau..." Ucap Marvel.
 "Langsung pulang aja." Ucap Zahra yang langsung memotong pembicaraan Marvel.
 Dengan segera Azzahra membenahi barang-barang dan berjalan menuju pintu keluar. Melihat tingkahnya membuat Marvel semakin kebingungan apa yang terjadi dengan Azzahra.
 Setelah Marvel mengantarnya pulang, Azzahra langsung meninggalkannya tanpa ada pamit. Azzahra langsung masuk ke kamar tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya. Bahkan Azzahra pun melewatkan makan malam, hal itu membuat orang tuanya semakin khawatir kepada dirinya.
 Azzahra menangis tersedu-sedu di kamarnya, pikirannya semakin kacau, ia semakin bertanya kepada dirinya sendiri apakah ia benar-benar jatuh cinta kepada Marvel.
"Apakah benar ini rasanya jatuh cinta? Mengapa rasanya harus seperti ini? Apakah memang rasanya harus sesakit ini?" Tanya dirinya dalam pikirannya.
 Tok... tok... tok...
 "Ara, Kamu sudah tidur? Umi masuk ya." Terdengar suara Umi yang mengetok pintu kamar Zahra.
 Zahra mendengar ketukan pintu itu tapi tak menghiraukannya. Saat Umi masuk ke kamarnya, Zahra berpura-pura sedang tertidur.
 "Ara, Kamu sudah tidur ya nak? Kalau belum, semoga kamu mendengarkan apa yang ingin Umi sampaikan ya." Ucap Umi kepada Zahra yang pura-pura tidur.
 "Ara kan sudah dewasa, sudah seharusnya Ara tahu kalau Ara dengan Marvel itu berbeda. Umi dan Abi tahu kalau Ara punya rasa suka ke Marvel walau Ara sendiri tidak mengakuinya, tapi kami tidak ingin kamu berharap lebih kepadanya nak. Umi hanya bisa berpesan kepada Zahra jangan terlalu jatuh atau berharap kepada manusia, yang indah dalam pikiran Zahra belum tentu sesuai dengan kenyataan yang ada." Ucap Umi.