Mohon tunggu...
CANTIKA AURA
CANTIKA AURA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya, S1 Manajemen

Saya Cantika Aura Putri, Mahasiswa di Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya jurusan S1 Manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Door between The Great Wall

2 April 2023   09:17 Diperbarui: 2 April 2023   09:33 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

The Door between The Great Wall

 Di suatu kampung kecil terdapat Masjid dan Gereja yang jaraknya tidak terpaut jauh. Dua bangunan tersebut hidup berdampingan dan tidak pernah menimbulkan kericuhan. Mereka menjalankan ibadah mereka masing-masing dengan damai dan tentram. Kampung tersebut terkenal dengan masyarakat yang memiliki nilai toleransi yang tinggi.

 Azzahra Amerta adalah bunga desa yang membuat semua orang menyayanginya. Ayahnya adalah seorang Dokter sedangkan Ibunya adalah seorang pemilik butik ternama. Azzahra aktif dalam kepengurusan Remaja Masjid atau yang biasa disebut dengan ReMas. Ia senang sekali dalam bersosialisasi, tidak membedakan satu sama lain membuatnya mempunyai banyak teman. Di antara teman-temannya Azzahra sangat dekat dengan Annisa Humaira dan Cathleen Brisia. Mereka sudah berteman dekat sejak masih kecil, berbeda agama dengan Cathleen tidak membuat Azzahra dan Annisa menjauhinya. Mereka bertiga sangat dekat sudah seperti anak kembar.

 "Umi, Zahra pamit mau keluar dulu ya, bareng Annisa dan Cathleen"

 "Kamu sudah pamit dengan Abi belum?"

 "Sudah Umi"

 "Kalau begitu jangan pulang terlalu malam, hati-hati bawa sepeda motornya"

 "Baik Umi, Zahra pergi dulu Assalamu'alaikum" "Waalaikumsalam."

 Zahra pun berangkat dengan motor kesayangannya, namun saat di tengah perjalanan motornya sempat berhenti. Ia pun mengecek motornya, ternyata motornya hampir kehabisan bensin. Tak selang berapa lama ia bertemu dengan toko yang menjual bensin eceran.

 "Pak, beli bensinnya pertalite dua puluh ribu." Ucap Zahra.

 "Waduh, Maaf mbak, ini bensinnya sudah dibeli sama masnya" ucap bapak penjual bensin sambil menunjuk kepada cowok.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun