Kemudian kelimanya duduk di karpet bulu yang berada di bawah sofa.
Mencari posisi senyaman mungkin, tak lupa membuka toples-toples yang berisi camilan yang sudah tersedia di meja tengah dan memakannya.
Terlalu asik memakan camilan, tiba-tiba kakek datang dengan membawa sebuah amplop yang entah berisi apa.Â
Ale yang melihat kakeknya itu pun penasaran dengan isi amplopnya. Ia beranjak dari karpet bulu dan duduk di tangan sofa yang diduduki kakek dan bertanya, "Apa tuh, Kek?" tanya Ale.Â
Pertanyaan Ale sukses membuat perhatian Alora, Ken, Atlas, dan Abe yang tengah memakan camilan sembari menonton acara televisi teralihkan.
"Mau tau?" tawar kakeknya.Â
"MAU!!" jawab kelimanya kompak dengan suara yang nyaring.Â
Bunda Atlas dan Teo yang tengah menidurkan Teo di sofa melotot mendengar teriakan mereka. Hampir saja Teo terbangun karenanya.Â
Kelima remaja yang tidak menyadari hal itu pun terus menampakkan wajah memohonnya pada kakeknya agar segera memberi tahu isi amplop itu.Â
Sebenarnya, mereka tidak harus sepenasaran itu, bisa saja amplop itu berisi sesuatu yang tidak berguna bagi mereka.Â
Tetapi ketika kakek membuka amplop itu, wajah mereka berubah mimik.Â