Terlihat kelimanya secara bergantian mengecup pipi Teo yang masih terlelap sejak perjalanan dari rumah kakek ke bandara.Â
Seusai berpamitan pada kakek, orang tua, om, dan tante mereka, kini waktunya berpamitan pada Sang Nenek.
"Hati-hati yaa. Jangan lupa istirahat, jangan lupa makan, jangan lupa sholat, jangan lupa sama saudaranya! Jangan sampe ada yang kepisah, jangan berantem. Wajib pulang dalam keadaan selamat dan lengkap!" itulah wejangan yang mereka dapat dari nenek.
Kelimanya terkekeh mendengar nada bicara nenek yang seperti tidak rela melepas kepergian mereka ke Jepang.Â
"Iya, Nek. Kita bakalan pulang dengan selamat kok!" ucap Ken.
"Dadah nenek!" pamit Alora mencium tangan neneknya dan memeluknya.
"Nenek juga! Harus sehat, nanti kalo sakit, kita gamau pulang, lho," ucap Ale seraya memeluk neneknya.Â
Abe dan Atlas yang sudah pamit dengan nenek dari awal tadi kembali memeluk neneknya bergantian.Â
Untuk yang terakhir kali, mereka mengecup pipi tembam Teo yang kini sudah terbangun dari tidurnya.
Setelah puas berpamitan, akhirnya kelima remaja itu melangkah menuju tempat pemeriksaan tiket sebelum masuk ke boarding room.Â
Masing-masing tiket dan koper dari mereka berlima diberi stiker, tanda bahwa mereka akan menitipkan sebagian barang bawaan di bagasi pesawat.