Mohon tunggu...
Zeta Raihan
Zeta Raihan Mohon Tunggu... Penulis - your skinny friend

not the best, but still good

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Januari

23 Februari 2021   00:06 Diperbarui: 24 Februari 2021   10:17 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Gue sebenernya punya penyakit pankreas,” jelas Naura, singkat. Membuat Andhra dan Nadia terdiam dan kaget tentunya.

“Tapi dari kapan Ra?” tanya Nadia

“Semenjak tahun kedua gue di kuliahan.” “Sejak itu gue udah sering keluar masuk rumah sakit. Lebih sering masuk daripada keluar,” sambung Naura.

Andhra menoleh kepadaku, “Lo udah tau ini Sa?” tanyanya dengan tatapan serius. Aku hanya terdiam. “Tapi kenapa lo ga bilang sama kita?” sambung Andhra.

“Gue yang nyuruh Andhra buat ga ngasih tau kalian,” potong Naura. Kami terdiam, dan kemudian Naura lanjut menjelaskan kepada kami mengenai kondisinya. Namun, aku harus pulang lebih dulu karena ada urusan lain yang mesti aku selesaikan. Aku pun pamit pergi kepada mereka.

Sudah lima hari berlalu. Dalam waktu dekat tapi entah kapan, Naura akan melakukan operasi, begitu katanya. Seperti biasa hari ini aku datang menjenguknya. Namun, ketika aku datang dia tidak ada dimana-mana. Bagian resepsionis pun sedang tidak orang, jadi aku bingung harus mencarinya kemana. “Reksa ya,” tiba-tiba terdengar suara dari belakang yang mengagetkanku. “Eh Om Bayu, Tante Ani. Lama ga ketemu om, tante,” sapaku. Mereka adalah orang tua Naura. Aku cukup kenal dengan mereka.

“Kamu lagi ngejenguk Naura ya?” tanya ayahmu.

“Iya om, tapi Naura nya gak ketemu om. Udah cari kemana-mana.” “Meja resepsionis juga lagi gaada orang om, jadi gak bisa nanyain,” jelasku.

“Oh, kalo gitu kayaknya Naura lagi ada di ruang rehabilitas.” “Iya kayaknya, cobain aja yuk kesana,” sambung ibumu.

Di ruang rehabilitasi, Naura terlihat sedang berusaha berjalan, didampingi oleh dokternya. Karena beberapa minggu terakhir, kondisinya memburuk. Dia mulai kesulitan untuk berjalan. “Katanya, dia gamau stamina sama kekuatannya terus menurun. Dia masih ingin bisa pergi jalan-jalan, makan makanan kesukaannya.” “Ini semua karena kamu Reksa,” kata ibumu tiba-tiba.

“Naura yang udah menyerah dan menjadi malas, kini mulai berjalan lagi.” “Jadi, makasih ya, Reksa,” sambungnya. Aku hanya bisa terdiam mendengarnya. Sambil melihat Naura yang sedang berjuang di balik ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun