Mohon tunggu...
Zeta Raihan
Zeta Raihan Mohon Tunggu... Penulis - your skinny friend

not the best, but still good

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Januari

23 Februari 2021   00:06 Diperbarui: 24 Februari 2021   10:17 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesampainya di sebuah cafe, kami mulai berbincang-bincang ringan. Ditemani alunan hiruk pikuk metropolitan dan lagu Jazz klasik yang membuatku mengantuk. Sambil sesekali membahas rencana kegiatan kami nanti. Karena berhubung kami juga sudah menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Kami memutuskan untuk berkemah pada akhirnya.

Hari dimana kami pergi berkemah itu pun tiba. Akhirnya yang ikut berkemah itu ada aku, Naura, Andin, Andhra, dan Diki. Nadia tidak bisa ikut karena masalah perijinan dengan orang tuanya. Kami sedikit kecewa, tapi tidak apa-apa. Karena aku yakin setiap orang tua itu khawatir pada anaknya. Begitu juga dengan orang tua Nadia.

Jujur, tak seorang pun dari kami berlima ini yang pernah berkemah di bukit sebelumnya. Maka tepat di hari itu kami membawa barang-barang yang cukup banyak. Itu terlihat dari tas yang kami bawa masing-masing. Terlihat seperti ingin berkemah satu minggu lamanya. Padahal kami hanya berencana untuk satu hari menginap saja. Kami terlalu takut nantinya di tengah malam, salah satu dari kami ada yang merasa lapar dan sulit untuk mencari makan. Karena nanti disana ga akan ada ojol juga kali ya.

Mengandalkan Google Maps kami mencoba untuk melewati jalanan untuk sampai di tempat tujuan. Kami berlima berangkat bersama-sama menggunakan mobil yang Andhra bawa. Kemudian akhirnya kami pun tiba di tujuan kami. Dan tampak terkejutnya kami berlima ketika ternyata disana banyak warung yang berjualan. Andhra sontak langsung berkata, “Anjir, banyak warung dong.” “Terus ngapain kita bawa bekel sebanyak ini coba.” Akhirnya kita semua tertawa bersama di dalam mobil.

Tak lama setelah Andhra mencari tempat parkir, kami bersiap untuk mencari tempat yang nantinya akan kami pergunakan untuk kami menginap. Tenda yang kami bawa segera kami dirikan karena khawatir langit akan gelap nantinya. Karena disini ada tiga orang cowo dan dua orang cewe, maka kami memutuskan untuk membagi tugas. Aku, Diki, dan Andhra mencoba untuk mendirikan tenda. Sedangkan Naura dan Nadia menyiapkan peralatan masak dan bahan bakunya guna membuat makanan yang akan kami santap nantinya.

Ternyata aku dan dua temanku lebih menyelesaikan tugas untuk mendirikan tenda. Sedangkan Naura dan Nadia masih belum selesai memasak. Akhirnya aku, Diki, dan Andhra memutuskan untuk membantu mereka. “Yaelah Ra, kayaknya lo belum siap untuk married deh,” Diki berbicara dengan nada bercanda.

“Lah emangnya kenapa?” tanya Naura

“Nyiapin makanan aja lama bener,” jawab Diki, bercanda.

“Ya wajar lah, gue nyiapin makanan untuk lima orang, jadi lama.” “Kalo nanti, kan cuma buat suami gue doang, ya pasti cepetlah.”

“Pertanyaannya, emang lo bakal married sama siapa Ra?” tanya Andhra sambil mencairkan suasana dan akhirnya semua tertawa.

Selagi kami mempersiapkan makanan, kami juga bergantian untuk menjaga tenda. Setelah selesai menyantap makanan. Sekitar pukul 10 malam, kami membuat api unggun. Kami bercerita soal kehidupan, keluarga, pasangan, bahkan hal-hal konspirasi pun kami jamahi. “Wah pukul tiga pagi,” kata Nadia di tengah-tengah cerita. Saking asiknya kami bercerita, tak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul tiga. Sehingga kami memutuskan untuk kembali ke tenda masing-masing dan tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun