Bendun berlukis dengan lembaga, lantai berbalapik dengan pusaka, Â ditengah tiang panjang yang sebatang, keatas payung kembang sekaki, kebawah lapik buntak paradokan mas, karang setia yang semangkuk, disitu besi terlantak kepapan, disitu dawat terlukiskan kebatu, tidak lekang terkena panas, tidak lapuk terkena hujan, yang di ansak tidak mati, yang dianggung tidak layu. Yang keluar dari bumi, tercurah dari langit, Beku didalam karang setia.
Â
Seperti parapatah adat mangatakan :
Â
Tujuh kali barangkap pesap, pesap terangkat bawa masero, tujuh kali bumi takirap jangan diansak Karang Satio. Kalu diansak karang satio, lah bah si kandang pampeh lah terampa sekandang bangun, cecak masuk mangkarung masuk,lah ilang luko sepampeh, lah hilang mati babangun, bah tiang panjang yang sebatang, kecut payung ungkeh mangkoto, ilang kurik terendam belang,
Â
seperti parapatah adat mengatakan :Â
Â
Burung Pikau terbang kelangit, tibo dilangit bacarito, hilang pisau timbul panyait, padam tuah cilako tibo.
Â
- Undang yang 20 (Dua Puluh)
Â