Hari Minggu. Hari yang menyebalkan karena tidak ada jadwal kuliah. Dan kalau tidak ada kuliah, berarti juga tidak bisa bertemu dengan Andri.
Aku sangat ingin melakukan sesuatu untuk membantu Andri. Walaupun saat ini hampir tidak ada kemungkinan untuk menemukan ayahnya dalam kondisi hidup, paling tidak aku ingin mencari keterangan sejelas mungkin. Agar Andri dan ibunya dapat melanjutkan hidup dengan hati lapang.
Tapi sejak melihat penampakkan cahaya-cahaya itu, aku memang tidak pernah mencoba mengintip keluar lagi di malam hari. Rasanya takut. Lagipula kalau memang cahaya-cahaya itu adalah minema, berarti mereka makhluk yang jahat. Aku tak mau mengambil resiko. Lebih baik aku mencoba bertanya dulu kepada Ibu.
Kuhabiskan suapan terakhir makan siangku sambil mengamati situasi. Kakek berayun santai di kursi goyang seperti biasanya. Ibu sudah menyelesaikan makan siangnya dan sekarang sedang menikmati teh hangat. Mudah-mudahan mood ibu hari ini sedang baik, harapku.
“Bu,” panggilku membuka pembicaraan.
“Ya Sari," sahut Ibu.
“Ibu pernah dengar mitos tentang minema?”
Trang !!
Ibu mendaratkan cangkir tehnya dengan keras di atas meja. Percikan tehnya tumpah sampai ke lantai.
“Apa maksudmu Sari ?” tanya ibu tanpa memandangku. Tangannya yang sibuk mengelap tumpahan teh terlihat sedikit bergetar.