Ada titik-titik cahaya aneh di langit yang sepertinya bukan cahaya kilat. Kurapatkan kembali wajahku ke dinding supaya bisa melihat lebih jelas.Â
Ada dua titik cahaya yang bergerak terpencar diatas pucuk-pucuk pepohonan di dekat puncak gunung. Gerakannya lincah seperti gerakan lebah yang sedang terbang kesana kemari mencari madu bunga. Kunang-kunang ? Sepertinya bukan. Tidak mungkin kunang-kunang bisa terlihat sebesar dan sejelas itu dari sini, pikirku sambil terus mengamati.
Setelah beberapa saat terbang terpisah di masing-masing sisi puncak gunung, kemudian kedua titik cahaya itu saling mendekat dan terbang beriringan selama beberapa saat. Lalu tiba-tiba berhenti dan terdiam di udara. Seperti sedang berkomunikasi satu sama lain. Kemudian mereka mulai bergerak lagi. Kali ini secara bersamaan menukik ke bawah menyusuri sisi gunung. Meluncur dengan kecepatan tinggi.
Apa itu burung ? Tapi burung apa yang bisa bercahaya seperti itu ? Dan gerakannya cepat sekali.Â
Aku terus memperhatikan sambil berpikir keras, mengingat. Makhluk apa kiranya yang mempunyai ciri seperti itu ?
Cahaya-cahaya itu masih terus terbang lurus kebawah dengan kecepatan sama, Â tak terganggu sama sekali oleh curahan hujan yang semakin deras.
Dan setelah mendekati kaki gunung, tiba-tiba mereka berubah arah. Membelok tajam ke arah pandangan mataku.Â
Hei…… jangan jangan ….. mereka sedang menuju kesini ? Ke desaku ?Â
Bulu kudukku meremang. Apa mereka tahu kalau sedang dimata-matai olehku ?
Mereka semakin mendekat. Aku menahan napas tegang. Beberapa detik lagi mereka akan sampai disini.
Semakin dekat…. semakin dekat……  dan semakin dekat…...