Suasananya menjadi tegang.
"Gaon dipenjara, terus kita diam!" Jooyeon semakin emosi.
"Nah, ini yang gue takutin. Kalo sampe ada salah satu dari kita yang ditangkep dalam peristiwa Grand Theft Koraidon gimana?" tanya Jooyeon.
Jooyeon terdiam sejenak, lalu bercerita tentang Gaon.
"Gue dari kecil, gue tuh selalu barengan sama dia. Gaon kehilangan orangtuanya waktu masih kecil. Bapaknya meninggal pas Gaon umur 5 tahun karena kanker, dan setahun kemudian emaknya meninggal karena serangan jantung. Gue udah nganggep Gaon kayak adik sendiri. Gak ada yang nemenin dia belajar. Sekarang dia sendiri, gue gak tahu dia ngapain. Gue gak tahu dia diapain, gue takut dia diapa-apain, tahu gak," tangis Jooyeon.
"Tapi... dia gak bakal bocor, kan?" tanya Chaehyun.
"Ngomong apa lu?!" Jooyeon marah dan mencengkeram kerah baju Chaehyun. "Gue sama Gaon emang nilainya cuman pas-pasan, tapi bukan berarti kita cepu, tahu gak. Mentang-mentang kaya lu ngomong seenaknya," erang Jooyeon.
Jooyeon hampir gila.
"Apa susahnya kita serbu aja kantor polisi, ya gak sih? Langsung aja masuk, pintunya kita dobrak--" kata Jooyeon yang sudah hilang akal sehat.
"Juy, grasak-grusuk nyerang gitu juga bukan ide yang bagus," kata Isa.
"Tapi kan, itu adik gua di dalam..." Jooyeon menangis lagi.