Clavell tidak menghiraukannya. Kemudian dia berkata, "Anakmu, Isabel Anindya Cedar adalah calon ahli sastra yang mumpuni. Bibirnya semerah bunga mawar, rambutnya sehitam kayu eboni, dan kulitnya selembut bayi dan seputih salju. Tetapi, ya... anak muda yang bodoh dan gampang diperalat."
BUK! Satu tonjokan mendarat di wajah Clavell karena Profesor Cedar kini habis kesabaran. Hal yang sama yang dia lakukan setahun yang lalu kepada Trey Shin, ayah Jiyoon, ketika dia mengatai Isa anak muda yang bodoh dan gampang diperalat.
"KAU APAKAN ANAKKU?!" teriak Profesor Cedar.
"Dar, kamu tahu kan, hukum penjara?" tanya Clavell. "Kehidupan penjara itu keras, Dar. Jika kamu berani buka mulut tentang Grand Theft Koraidon, Isa akan menerima akibatnya. Dia akan mendekam di penjara bersama kamu, dan kalian berdua akan menemui ajal kalian dengan cara yang sangat menyakitkan. Lalu aku akan mendominasi dunia dengan kejahatan," katanya.
Profesor Cedar kemudian ditarik lagi ke dalam selnya dan dipukuli habis-habisan oleh anak-anak buah Clavell.
"Binatang! Babon bulukan! Kurap kuda! Daki keledai! Pok ame-ame belalang kupu-kupu! Siang makan nasi... bila malam minum alkohol! Suatu saat kau akan menerima pelajaran!" teriak Profesor Cedar sambil berujar dengan makian, menandakan kebenciannya terhadap Clavell mulai detik ini.
Tiga jam berlalu, dan Jiyoon dan Chaehyun masih berkeliling kota Mesagoza dengan taksi.
"Ini kita muter-muter udah berapa lama sih, Chae?" tanya Jiyoon.
"Tiga jam," kata Chaehyun.
"Kita udah cari Isa ke seluruh pelosok kota, tapi dia tetep gak kelihatan batang hidungnya, dan sekarang udah menjelang sore..." kata Jiyoon.
"Sabar, ntar juga dia ketemu sendiri," kata Chaehyun meyakinkan Jiyoon.