Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

A Musical Revolution 2 (Bagian 5)

11 Mei 2024   01:11 Diperbarui: 11 Mei 2024   01:13 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebelumnya di "A Musical Revolution 2"...
Jiyoon, Isa, Eunchae, Jooyeon, Gaon, dan Chaehyun melacak Rony Parulian, Paul Cattelan, dan ketiga anak buah mereka yang dipaksa jahat, yaitu Cindy, Sakura, dan Kazuha. Cindy dan Sakura berhasil mereka tangkap dan bawa ke pihak berwenang. Sementara itu, Jaehee dan Zoa bertengkar hebat setelah pertandingan bela diri antarkelas di Asone Academy, yang menyebabkan Soojin mencurigai Sumin, sahabat Jihan yang sedang pertukaran pelajar ke Asone, sebagai biang kerok perpecahan para anggota Weeekly selama Jiyoon di Paldea.

- Bagian 5 -

Siang itu, menjelang jam pelajaran kedua di Asone Academy...

Soeun baru saja masuk kelas ketika Haerin, sang wakil ketua kelas 3B, menanyainya tentang Jiyoon.

"So, lu lihat Jiyoon?" tanya Haerin.

"Lah, lo lupa? Kan dia di Paldea," kata Soeun. "Udah tujuh hari dia di sana, dan lo tahu apa yang terjadi kalo Jiyoon tepat tujuh hari di Paldea?"

"Apa?" tanya Haerin.

"Gue dan anak-anak Weeekly yang lain akan nyusul ke sana dan selamatin dia," kata Soeun.

"Lo udah izin ke bokap lo?" tanya Haerin lagi.

"Harusnya, tapi gue takut dia gak ngizinin," kata Soeun.

Bel pulang berbunyi lebih cepat, jam 10 pagi. Memang, biasanya Asone Academy libur setiap Sabtu-Minggu, tetapi karena ada pelajaran khusus maka semua murid masuk sekolah, walaupun KBM berlangsung lebih singkat daripada setiap Senin-Jumat. Para anggota Weeekly tidak langsung pulang terlebih dahulu, mereka menghadap kepala sekolah mereka, Marina.

"Saya mendengar bahwa kalian hari ini akan berangkat ke Paldea untuk menyelamatkan Jiyoon," kata Marina. "Kalian memang anak-anak yang berdedikasi. Jiyoon leader kalian. Saya sering mendengar janji kalian bahwa jika tepat tujuh hari Jiyoon tidak kembali ke Asone, kalianlah yang akan menjemput dia di Paldea."

"Bu Kepsek, jangan khawatir. Kami akan membawa Jiyoon pulang dengan selamat ke Asone. Dengan begitu, dia bisa cepat mengumpulkan artikelnya untuk lomba dan mendapatkan hadiahnya liburan ke Paldea," kata Soeun.

"Untuk urusan izin dari orangtua kalian, saya sudah mewakili mereka memberikan izin untuk kalian menjemput Jiyoon di Paldea. Saya juga membaca SMS dia kemarin yang mengatakan bahwa Isa harus pulang dengan Jiyoon karena pertukarannya akan selesai di Paldea," kata Marina. Kemudian dia menoleh kepada putri sulungnya tercinta, Jaehee, dan berkata, "Jaehee... mama rasa sekarang momentum yang tepat untuk kamu dan Zoa saling bermaafan. Insiden di pertandingan bela diri tiga hari yang lalu terjadi di luar dugaan. Tetapi apa-apa pun, kamu dan Zoa sudah seperti saudara."

Jaehee dan Zoa saling pandang. Tanpa terasa, air mata mereka menetes dan mereka berpelukan dan saling bermaafan.

"Maafin gue, ya, Je?" kata Zoa.

"Gue juga, ya, Zo?" balas Jaehee.

Momen Jaehee dan Zoa kembali bersahabat disaksikan oleh Soojin, Monday, Soeun, dan Jihan. Mata mereka tanpa terasa juga ikut basah.

"Sekarang kalian mandi dulu. Kalian pasti capek, kulit kalian juga pasti kusam," kata Marina.

"Siap, Bu Kepsek. Kebetulan kami bawa amunisinya," kata Monday.

"Amunisi? Maksud kamu, Mon?" tanya Marina tak paham.

"Ta-daaa!" Monday mengeluarkan sabun favoritnya dari dalam tas, yaitu Biore Relaxing Aromatic.

"Oh, saya kirain apaan. Kalian bawa amunisi yang tepat ke sekolah. You can't go on a rescue mission with dull and rough skin. A nice beauty shower should be good to make your skin moist and glow, karena superheroine juga harus berkulit bersih," kata Marina. "Sabun saya juga sama dengan Jaehee."

"Mama juga pengguna Biore?!" Jaehee terkejut karena ternyata sang mama juga menggunakan sabun yang sama dengannya.

"Iya, Je, sabun mama sama dengan sabun kamu, Biore Floral Spa," kata Marina sambil tersenyum.

Sementara itu, di Paldea, Jiyoon baru bangun di hotelnya. Perbedaan waktu di Paldea dan Asone 4 jam, jadi ketika anggota Weeekly yang lain baru pulang sekolah, Jiyoon baru saja bangun. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Langsung Jiyoon angkat teleponnya dan ternyata video call dari Soeun dan yang lain. Ternyata sebelum mereka mandi di kamar mandi sekolah, Soojin, Monday, Soeun, Jaehee, Jihan, dan Zoa menelepon leader tercinta mereka terlebih dahulu.

"Soojin? Momon? Soeun? Jaehee? Jihan? Zoa? Ya ampun, tumben nelpon gue? Ada apa?" tanya Jiyoon.

"Yoon, bertahanlah. Kita akan jemput lo hari ini," kata Soeun.

"Begitu lo lihat Isa, kabarin kita lalu telepon kita. Kita tahu dia harus pulang sama lo," kata Monday.

"Siap, teman-teman. Gue usahain," kata Jiyoon.

"Lo tetap harus hati-hati. Clavell ternyata punya rencana jahat," kata Jihan.

Jiyoon tidak tahu rencana apa yang dibuat Clavell, namun karena hal tersebut merupakan pertanda buruk bagi dia dan Isa, dia tidak punya pilihan.

"Oke," kata Jiyoon, lalu mengakhiri panggilan dengan keenam sahabatnya itu. Kemudian dia menoleh kepada Chaehyun dan berkata, "Yuk, kita cari Isa."

"Nyari Icha? Emang lo tahu dia di mana?" tanya Chaehyun.

"Lo lupa, Chae? Dia ke museum. Hari ini kan pameran sejarah alam," kata Jiyoon.

"Oh iya, bener. Lupa gue," kata Chaehyun. "Kebetulan gue ada tugas meliput peristiwa tersebut di sana bareng Baruna TV. Temenin gue, dong."

(musik: Marcus and Martinus - "Unforgettable")

Kembali di Asone...

Soojin, Monday, Soeun, Jaehee, Jihan, dan Zoa menyalakan pancuran. Air hangat dari pancuran terasa sangat segar. Mereka mandi dengan sabun andalan mereka, Biore. Sebagai musical superheroines, para anggota Weeekly tahu betul, mereka tidak bisa menyelamatkan dunia dengan kulit kusam dan kasar. Biore sudah menemani para anggota Weeekly selama 4 tahun.

Inilah varian andalan mereka selama 4 tahun:
1. Soojin: Biore Fresh Pomegranate Peach
2. Monday: Biore Relaxing Aromatic
3. Soeun: Biore Pure Mild
4. Jaehee: Biore Floral Spa
5. Jihan: Biore Bright White Scrub
6. Zoa: Biore Clear Fresh

Little did they know, sabun Biore yang mereka gunakan menyimpan tenaga dari asteroid yang menabrak mereka setahun yang lalu, jadi setelah mereka mandi, kekuatan super mereka kembali. Soojin tetap dengan kemampuannya berlari cepat, Monday dengan invisibility-nya, Soeun dengan flight-nya, Jaehee dengan telekinesisnya, Jihan dengan kemampuannya membaca pikiran, dan Zoa dengan super strength-nya. Namun, kekuatan super mereka ter-upgrade. Nanti kita akan melihatnya.

Tak lupa, mereka keramas. Sampo yang mereka gunakan sama, jadi mereka bergiliran keramas.

Setelah mandi, Soojin, Monday, Soeun, Jaehee, Jihan, dan Zoa keluar kamar mandi, feeling like new women. Hanya selang beberapa menit, mereka sudah berpakaian lengkap. Kemudian mereka mengendarai sepeda motor mereka ke Paldea (kecuali Soeun yang terbang ke Paldea).

Sementara itu, di Paldea...

"Pemirsa, pameran sejarah alam tahunan Paldea kembali digelar, tepat setahun setelah pandemi. Pameran ini digelar sebagai sarana edukasi tentang sejarah planet tempat tinggal kita tercinta, yaitu Bumi. Ratusan pajangan dipamerkan di sini, dari yang bertema zaman Laurasia-Gondwana hingga sekarang. Saya Kim Chaehyun, melaporkan dari lokasi," Chaehyun melaporkan dari luar museum.

Isa memasuki museum. Sejak papanya masuk penjara, ada perasaan kesal dan sedih yang membanjiri diri Isa, namun dia memutuskan untuk melampiaskan kesedihan tersebut dengan mengunjungi museum. Tiba-tiba matanya tertuju pada sesosok monster semacam dinosaurus bersisik merah yang ditaruh di dalam tabung berisi air. Itu adalah Koraidon milik Naranja Academy.

Isa memperhatikan Koraidon. Kasihan, batinnya. Tiba-tiba dia melihat dua orang berkostum aneh berjaga di samping tabung yang menyimpan Koraidon. Yang satu berkostum gorila, dan yang satu berkostum Yoshimitsu dari serial Tekken, lengkap dengan pedangnya. Isa mulai curiga. Kemudian, si Yoshimitsu menekan tombol yang menyalakan tabung yang menyimpan Koraidon. Tabung tersebut ternyata bertenaga mesin. Air di dalam tabung mengeluarkan gelembung-gelembung. Alangkah terkejutnya Isa ketika mengetahui bahwa Koraidon yang ada dalam tabung ternyata sang mama, Anabel Cedar!

"Ma... mama?" kata Isa.

Kasihan Mrs. Cedar, tubuhnya tak berdaya di dalam tabung, matanya terpejam, kulitnya memucat, dan bibirnya kering membiru. Ternyata mamanya Isa-lah yang dijadikan bahan pameran museum! Isa langsung mendorong si Yoshimitsu dan manusia gorila sebelum berlari keluar dari museum dan membanting pintu. Perasaan Isa sungguh tidak enak. Dia lalu menangis. Jiyoon melihatnya.

"Isa?" tanya Jiyoon.

Isa berlari semakin cepat.

Sementara itu, di Penjara Negara Paldea...

(musik: Alyona Alyona dan Jerry Heil - "Teresa and Maria")

Suasana kian tegang.

"Hmmm... kamu melakukan rencana yang sempurna," kata Clavell kepada Profesor Cedar. Semenjak bertukar jiwa dengan Sumin, Clavell menjadi lebih sinis, licik, dan kejam. Kini dia berada dalam wujud ultranya, menyerupai rapper Belanda, Joost Klein.

"Rencana apa? Saya tidak melakukan rencana apa pun, Vell," kata Profesor Cedar.

"Kamu memasukkan istrimu sendiri ke dalam tabung berisi cairan kimia di Museum Sejarah Alam Paldea, sehingga putrimu si Isa keluar dari museum dengan perasaan marah," kata Clavell.

"Jangan bohong!" marah Profesor Cedar. "Asal kau tahu, Clavell, bukan saya yang memasukkan Anabel ke tabung tersebut. Ada dua orang yang tidak saya kenal, mereka kabur dengan dua ekor Koraidon, dan salah satunya, lapor Isa, adalah Anabel, istriku, yang menjadi bahan pameran."

"Apa maksudmu kau bilang begitu, Cedar?" tanya Clavell.

"Aku mencintai istriku, Anabel Cedar, sejak pertama kami mengucapkan ijab kabul. Kami bercerai ketika Isa-ku berusia 3 tahun, tetapi cintaku pada Anabel tiada pernah berubah," kata Profesor Cedar. "Kalau benar aku yang mencuri Koraidon milik Naranja Academy dan memasukkan Anabel ke dalam tabung raksasa itu, aku bukan suami setia."

"Saya bisa saja angkat bicara soal peristiwa Grand Theft Koraidon, karena kejadiannya saat saya sedang mengajar, Vell," lanjut Profesor Cedar. "Tapi jika kau berani bawa-bawa anak-anakku, SAAT ITULAH AKU MARAH!"

"Hahaha... sudah kuduga," kata Clavell sambil menghisap pipa rokoknya.

"Inilah nasibku, Vell. Aku sudah dikhianati oleh dua sahabat kuliahku. Pertama Trey, sekarang kamu. Kau boleh khianati aku sesukamu, Vell, tapi jika aku dihukum mati nanti, menjauhlah dari pemakamanku," Profesor Cedar semakin dingin.

Kemudian Clavell mengambil sepotong donat dan berkata, "Cedar, dengarkan aku. Aku akan mengatakan sesuatu yang pernah Trey katakan kepada kamu setahun yang lalu. Putrimu yang paling kecil itu sengaja saya libatkan dalam Grand Theft Koraidon sebagai liability untuk kamu. Jadi, kalau kamu berani buka mulut sedikit saja tentang Koraidon milik Naranja Academy, ya... kamu tinggal terima akibatnya."

"You've gone mad!" kali ini Profesor Cedar benar-benar marah.

Clavell tidak menghiraukannya. Kemudian dia berkata, "Anakmu, Isabel Anindya Cedar adalah calon ahli sastra yang mumpuni. Bibirnya semerah bunga mawar, rambutnya sehitam kayu eboni, dan kulitnya selembut bayi dan seputih salju. Tetapi, ya... anak muda yang bodoh dan gampang diperalat."

BUK! Satu tonjokan mendarat di wajah Clavell karena Profesor Cedar kini habis kesabaran. Hal yang sama yang dia lakukan setahun yang lalu kepada Trey Shin, ayah Jiyoon, ketika dia mengatai Isa anak muda yang bodoh dan gampang diperalat.

"KAU APAKAN ANAKKU?!" teriak Profesor Cedar.

"Dar, kamu tahu kan, hukum penjara?" tanya Clavell. "Kehidupan penjara itu keras, Dar. Jika kamu berani buka mulut tentang Grand Theft Koraidon, Isa akan menerima akibatnya. Dia akan mendekam di penjara bersama kamu, dan kalian berdua akan menemui ajal kalian dengan cara yang sangat menyakitkan. Lalu aku akan mendominasi dunia dengan kejahatan," katanya.

Profesor Cedar kemudian ditarik lagi ke dalam selnya dan dipukuli habis-habisan oleh anak-anak buah Clavell.

"Binatang! Babon bulukan! Kurap kuda! Daki keledai! Pok ame-ame belalang kupu-kupu! Siang makan nasi... bila malam minum alkohol! Suatu saat kau akan menerima pelajaran!" teriak Profesor Cedar sambil berujar dengan makian, menandakan kebenciannya terhadap Clavell mulai detik ini.

Tiga jam berlalu, dan Jiyoon dan Chaehyun masih berkeliling kota Mesagoza dengan taksi.

"Ini kita muter-muter udah berapa lama sih, Chae?" tanya Jiyoon.

"Tiga jam," kata Chaehyun.

"Kita udah cari Isa ke seluruh pelosok kota, tapi dia tetep gak kelihatan batang hidungnya, dan sekarang udah menjelang sore..." kata Jiyoon.

"Sabar, ntar juga dia ketemu sendiri," kata Chaehyun meyakinkan Jiyoon.

Jiyoon diam saja. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Itu adalah Jake, pacarnya.

"Halo, Jek?" tanya Jiyoon.

"Yoon, aku udah tahu semuanya," kata Jake.

"Apa?!" pekik Jiyoon kaget.

"Betul kata Soojin, sejak kejadian Jaehee dan Zoa bertengkar hebat tiga hari yang lalu, ada kecurigaan bahwa Clavell di balik perpecahan para anggota Weeekly. Buktinya Sumin yang pinter nge-hack, tiba-tiba gak bisa nge-hack. Sebaliknya, Clavell yang gaptek, tahu-tahu jadi hacker pro," kata Jake. "Sekarang Clavell sedang dengan rencana terjahatnya, dan kamu harus gagalkan rencananya sebelum kamu kumpulin artikel kamu untuk lomba."

"Aku bisa ngelakuin itu, Jek. Semua demi nama baik sekolah. Demi Isa. Demi keluargaku..." kata Jiyoon. "Tapi kamu tahu apa yang aku khawatirin, Jek? Isa sampe sekarang gak ada kabarnya!" ujarnya dengan suara yang parau.

"Ini semua gegara Rony, kan?!" seru Jake dengan berapi-api.

Selama satu jam, Jiyoon dan Jake bertengkar di telepon.

"Ya udah, pas kamu ketemu Rony, bilangin ke dia tuh. Aku gak mau temenan ama dia lagi," kata Jake dingin, kemudian menutup telepon tanpa mengucap salam.

Jiyoon hanya bisa terdiam dan menangis. Dia tutupi wajahnya dengan bantal mobil.

"Sabar, Yoon, marah bukan solusi. Ntar kalo Icha udah ketemu, kita kabarin anak-anak Weeekly yang lain," kata Chaehyun menghibur Jiyoon.

"Thanks, Chae," Jiyoon langsung berhenti menangis.

Sekarang sekitar jam 2 siang. Isa berjalan menyusuri jalan-jalan kota Mesagoza, wajahnya tersembunyi di balik hoodie. Wajah Isa tampak cantik dan glowing seperti biasanya, namun kita tahu dia menyembunyikan amarah. Sejak mamanya menjadi bahan eksperimen dan pameran museum, Isa merasa terkhianati oleh Clavell.

(musik: Isaak - "Always on the run")

Suara merdu Isaak seakan menemani amarah Isa dalam perjalanannya mengasingkan diri dari dunia luar. Selama berjalan, dia tampak acuh tak acuh terhadap dunia. Seperti lagunya Isaak yang berjudul "Always on the run", Isa berada dalam pelarian sambil memikirkan nasib kedua orang tuanya. Isa terancam kehilangan papanya di tangan Clavell, dan dia tidak mau kehilangan mamanya pula.

Menjelang akhir pencarian, Jiyoon dan Chaehyun memutuskan untuk menyerah mencari Isa karena mereka sudah capek. Namun tiba-tiba Jiyoon melihat sosok yang sangat dikenalnya: sosok cewek berambut hitam panjang dan berkulit cerah, mengenakan hoodie abu-abu, kupluk pink, dan celana jins hitam. Dia Isa! Sontak, Jiyoon menyuruh supir taksi yang membawanya dan Chaehyun untuk berhenti.

"Di sana!" kata Jiyoon kepada si supir taksi.

Jiyoon dan Chaehyun langsung turun. Mereka mendapati Isa sedang memasuki gerbang Naranja Academy. Jiyoon langsung menghampirinya.

"Gue tahu lo pasti bakal ke sini, Is," kata Jiyoon.

Isa langsung memeluk Jiyoon tanda melepas rindu. Kemudian mereka masuk asrama Naranja Academy. Eunchae dan Jooyeon sedang duduk termenung di ranjang asrama.

"Eunchae-ya!" kata Chaehyun.

"Chaehyun-ah..." tangis Eunchae sambil memeluk Chaehyun. "Lo gakpapa, Chae?"

"Gue gakpapa. Lo gakpapa, kan?" tanya Chaehyun.

Jooyeon menoleh ke arah Isa dengan penuh amarah. Nampaknya mereka masih marahan satu sama lain.

"Jiyoon-ah..." Eunchae juga memeluk Jiyoon.

Isa melepas jaketnya, memperlihatkan kaus putih tanpa pundak yang membalut tubuhnya.

"Koraidon yang dipajang di museum itu, itu bukan Koraidon yang asli milik Naranja Academy. ITU NYOKAP GUA!" cerita Isa dengan marah. Dia masih marah karena mamanya jadi bahan pameran museum.

"Ternyata selama ini kita cuma jadi umpan. Decoy buat rencananya Clavell. Mobil polisi itu, joker yang--" Jiyoon juga mengeluarkan unek-uneknya, namun katanya terputus karena Jooyeon menginterupsi.

"Hey, hey," kata Jooyeon. "Terus kalo kita umpan kenapa? Yang di dalam juga Gaon, ya gak sih?"

"ID-nya Jiyoon juga dipegang polisi, Juy!" kata Isa.

"Terus kenapa?" tanya Jooyeon.

"Ya sekarang dia jadi DPO!" Isa semakin marah.

"TERUS KENAPA?!" bentak Jooyeon. "Dia memang di-DPO tapi faktanya di dalam Gaon yang dipenjara!" dia membanting botol minumannya. "Sadar itu, gak?!"

Suasananya menjadi tegang.

"Gaon dipenjara, terus kita diam!" Jooyeon semakin emosi.

"Nah, ini yang gue takutin. Kalo sampe ada salah satu dari kita yang ditangkep dalam peristiwa Grand Theft Koraidon gimana?" tanya Jooyeon.

Jooyeon terdiam sejenak, lalu bercerita tentang Gaon.

"Gue dari kecil, gue tuh selalu barengan sama dia. Gaon kehilangan orangtuanya waktu masih kecil. Bapaknya meninggal pas Gaon umur 5 tahun karena kanker, dan setahun kemudian emaknya meninggal karena serangan jantung. Gue udah nganggep Gaon kayak adik sendiri. Gak ada yang nemenin dia belajar. Sekarang dia sendiri, gue gak tahu dia ngapain. Gue gak tahu dia diapain, gue takut dia diapa-apain, tahu gak," tangis Jooyeon.

"Tapi... dia gak bakal bocor, kan?" tanya Chaehyun.

"Ngomong apa lu?!" Jooyeon marah dan mencengkeram kerah baju Chaehyun. "Gue sama Gaon emang nilainya cuman pas-pasan, tapi bukan berarti kita cepu, tahu gak. Mentang-mentang kaya lu ngomong seenaknya," erang Jooyeon.

Jooyeon hampir gila.

"Apa susahnya kita serbu aja kantor polisi, ya gak sih? Langsung aja masuk, pintunya kita dobrak--" kata Jooyeon yang sudah hilang akal sehat.

"Juy, grasak-grusuk nyerang gitu juga bukan ide yang bagus," kata Isa.

"Tapi kan, itu adik gua di dalam..." Jooyeon menangis lagi.

"Gue ada ide," Jiyoon tiba-tiba muncul dengan ide cemerlang.

Sementara itu, di markas Clavell...

Clavell memanggil ketiga tentara bayarannya: Baby Lasagna, Windows95man, dan Bambie Thug.

"Aku punya rencana yang sempurna untuk kalian..." kata Clavell.

BL, Windows95man, dan Bambie mendengarkan dengan seksama saat Clavell memaparkan rencananya. Ternyata mereka disuruh menemani Rony dan Paul dalam melanjutkan Grand Theft Koraidon. Koraidon akan dimasukkan ke dalam kerangkeng di rumah Clavell. Mereka menerima tugas tersebut dengan anggukan diam dan berangkat ke tempat tujuan, di mana nantinya mereka akan menghadang para anggota Weeekly dalam perjalanan menyelamatkan leader tercinta mereka, Jiyoon.

"Hehehe..." Clavell menyeringai jahat. Rencananya akan berjalan dengan maksimal.

Di asrama Naranja Academy...
Sepertinya Jiyoon sedang merencanakan sesuatu di depan teman-temannya.

"Tanggal 1 Juni 2022 di Seoul, Korea, ada kejadian super jenius yang mengubah hidup gue dan gak bisa gue lupain sampe sekarang," kata Jiyoon mengawali ceritanya.

"Eh, bentar-bentar. Ini kenapa lo malah bahas tanggal lo out dari Weeekly? Kan kita mau bebasin Gaon, gimana sih?" kata Jooyeon.

"Sabar, Juy, Jiyoon-nya lagi ngomong," kata Eunchae.

"Gue lanjutin, ya," kata Jiyoon. "Saat itu..."

(musik: Tali - "Fighter")

"Gue waktu itu lagi masa pemulihan dari anxiety gue. Di hari itu, gue udah bener-bener bugar. Gue waktu itu pergi ke kantor perusahaan gue bersama keluarga, ditemani tenaga medis yang meriksa gue selama gue masih recovery. Kami berdiskusi apakah gue sudah cukup fit untuk melanjutkan aktivitas dengan Weeekly. Gue memiliki keinginan yang besar untuk bisa kembali beraktivitas dengan Weeekly, tapi takdir berkata lain: gue harus keluar," cerita Jiyoon.

"Gue sempet putus asa waktu itu, tapi akhirnya gue di-rejoin-kan ke Weeekly oleh ortu gue. Bokap gue memanggil sebuah mobil yang 'menculik' gue ke kantor perusahaan tempat gue bernaung. Diskusi pun berlangsung alot. Begitulah cara gue rejoin Weeekly," Jiyoon melanjutkan ceritanya.

"Bentar-bentar, jadi maksud lo..." kata Chaehyun.

"Kalo kita pake siasat yang sama yaitu pake mobil untuk 'menculik' Gaon dan membebaskan dia dari penjara..." kata Jiyoon.

"Berarti kita bisa membawa Gaon kembali ke geng kita," kata Isa.

"Nggak, Yoon. Kalo kita pake siasat penculikan, walaupun bohongan, kita bukan cuman dituduh sebagai penculik, tapi juga teroris!" kata Chaehyun.

"Iya, bener banget," kata Eunchae.

"Gak bisa, Yoon," kata Jooyeon.

"Kumaha yeuh?" tanya Chaehyun.

Jiyoon berpikir panjang dan keras untuk mengubah rencananya. Tiba-tiba seseorang membukakan pintu. Dia Gaon! Jiyoon, Isa, Eunchae, Jooyeon, dan Chaehyun kaget melihat Gaon dalam kondisi bebas secara misterius.

"On?" tanya Jooyeon.

"Hai, nyets," kata Gaon.

Jooyeon langsung memeluk Gaon.

(flashback)

"Gaon, kamu bebas," Gaeul membukakan pintu sel yang menahan Gaon.

"Lho, Gaeul? Lo ngapain di sini?" tanya Gaon.

Ternyata Gaeul dibayar Jake, pacar Jiyoon, untuk mengatur pembebasan Gaon. Dia menggunakan uang dari memviralkan lagu "Europapa" lewat sosial media untuk membayar lembaga. Kemudian Clavell menegur Gaeul dan memarahinya karena membebaskan Gaon dengan cara yang tidak halal, yaitu membebaskan dia sebelum waktunya.

Setelah memarahi Gaeul, Clavell menyiapkan serdadunya untuk membasmi para anggota Weeekly yang akan datang menyelamatkan Jiyoon. Tentunya diiringi lagu "Europapa".

(musik: Joost Klein - "Europapa")

Tanpa sepengetahuan Gaon, Clavell dan serdadunya mengintai di belakangnya. Pasukan Clavell mengenakan pakaian futuristik berwarna biru, berbahan plastik sehingga ringan. Tentunya dilengkapi dengan helm dan kacamata khusus sehingga kepala mereka terlindung dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Penyerbuan kita akan berlangsung di Area Zero, jadi saat para anggota Weeekly sudah di tempat, jangan kasih kendor, langsung basmi mereka," kata Clavell. "Di sini, aku yang berkuasa. Selama aku berkuasa di Paldea, musik dan kesenangan akan dilarang, sehingga Paldea kelabu dan muram!"

Para serdadu Clavell menurut saja. Kemudian dia mengeluarkan senapan mesinnya dan menggila di atas tank. Dia merencanakan penghancuran total terhadap semua hal yang berbau Weeekly di Paldea, hanya untuk kepuasan pribadi. "Hahahahahahaha! Hahahahahaha! Exciting!" Clavell benar-benar bahagia di lapangan tembak pribadinya. Begitulah caranya Gaon kembali ke asrama Naranja Academy.

"Ya udah, akhirnya gue ke sini," kata Gaon.

"Oh~~~" Jiyoon, Isa, Eunchae, Jooyeon, dan Chaehyun langsung ber-oh ria.

"Tenang, gak ada satu nama pun yang gue sebutin di kantor polisi," kata Gaon.

"Ah~~~" kata cewek-cewek.

"Kan gue udah bilang," kata Jooyeon.

"Tapi..." kata Gaon.

"Tapi apa?" tanya Eunchae.

"Mereka udah keburu tahu soal Jiyoon," kata Gaon.

"Lah, confirmed," kata Chaehyun sambil menatap Jiyoon.

"Kalo bukan karena ID Jiyoon... takkanlah gue bisa kabur dari kantor polisi hingga sekarang," kata Gaon. Kemudian dia mengutip kata-kata bijak Gaeul kepada Clavell.

"Aan het einde van de dag zijn me allemaal mensen
Mijn vader zei me ooit het is een wereld zonder grenzen
Ik mis je elke dag is wat ik stiekempjes fluister
Zie je nou wel, pa, ik heb naar je geluisterd
"

Artinya:
Pada akhir hari, kita semua manusia
Ayahku pernah berkata padaku bahwa dunia ini tak berbatas
Aku merindukanmu setiap hari adalah yang kubisikkan diam-diam
Lihat, Yah, aku mendengarkanmu

"Brengsek, Clavell!" kata Eunchae.

"Begini. Clavell ngelakuin ini semua karena dia yakin kita cuma bocah ingusan yang bisa diketekin. Tapi dia harus tahu... kalo kita juga bisa ngelawan," kata Isa. "Demi Jiyoon."

"Demi Jiyoon," kata Eunchae dan yang lain. Tiba-tiba, tanpa disadari, anjing peliharaan Eunchae, Fidough, tak sengaja mengoyak tas Jiyoon. Secarik kertas keluar dari dalamnya. Ternyata itu surat dari Profesor Cedar yang sengaja dititipkan oleh wali kelas Isa, Bu Jeong Eunwoo, yang berisi pengumuman bahwa masa pertukaran Isa sudah selesai. Profesor Cedar harus menjalani hukuman mati jika dia dinyatakan bersalah dalam sidang Grand Theft Koraidon. Terlepas dari hasil sidang, bersalah atau tidak, Isa harus pulang ke Asone karena dia akan hidup lebih bahagia di sana bersama sang mama. Isa belum sempat mengabari soal kepergiannya kembali ke Asone dan habisnya masa pertukarannya di Paldea.

"Astaga!" Eunchae tidak percaya apa yang dia baca. Kemudian dia menatap Isa dan berkata, "Bokap lo... akan selesai kerja di sini?"

"That's what I was trying to tell you, all day!" kata Isa.

"Dan lo akan balik ke Asone secepat ini?" tanya Eunchae lagi.

"What do you think I was trying to tell you after all this time?" tanya Isa.

"Cha, kita kan udah temenan lama. Kenapa lo malah simpan rahasia?" tanya Jooyeon.

"Iya, gue kira kita temenan baik, ternyata lo malah memendam sesuatu!" kata Gaon.

"Munafik!" kata Eunchae.

"Hipokrit!" teriak Jooyeon.

"Belalang kupu-kupu!" pekik Gaon.

(musik: Eden Golan - "Hurricane")

"Kalian jangan marah... kan udah berkali-kali gue mau kasih tahu kalian. Tapi, kalian gak peduli! Kalian sibuk dengan urusan pribadi kalian!" kali ini Isa meledak marah.

"Lo gak mau punya sahabat?" tanya Jooyeon.

"Gue udah punya banyak!" tangis Isa.

"Siapa?" tanya Gaon.

"Kalian semua adalah sahabat gue... sahabat dari Paldea!" tangis Isa. "Jadi, gue ini siapa di mata kalian?!"

Jiyoon akhirnya berdiri dan angkat bicara.

"Listen up, guys. Isa adalah sahabat kalian dari Asone. Dia harus pulang ke negaranya bersama gue menyusul insiden yang menimpa papanya. Now if you're going to constantly act like little kids and not accept the fact that Isa has to go home to Asone where she'll be safe and sound..." Jiyoon mencoba menjelaskan dengan tabah, tetapi dia malah mendapat tamparan keras dari Isa di pipinya, sehingga jatuh.

"NO! I ain't coming back. This is my home, this is my place... in Paldea. But you aren't treating me as a friend, and you all hate me and treat me as if... as if... I'M A BIG JERK!" teriak Isa sambil menangis dan berlalu dari asrama.

Jiyoon mencoba bangkit.

"Sekarang lo lihat apa akibatnya?" tanya Eunchae.

"Gara-gara elu, Icha jadi kabur dari asrama!" kata Jooyeon.

"Sekarang lo akan terima akibatnya!" kata Gaon berapi-api.

Eunchae, Jooyeon, dan Gaon langsung ramai-ramai mengeroyok Jiyoon sehingga pingsan.

"Take this! And this! And this!"

Chaehyun melihat itu langsung marah sekarang, padahal dia terkenal sabar dalam segala situasi.

"EUNCHAE, JOOYEON, GAON!!!" pekik Chaehyun. Kemudian dia menggeleng-gelengkan kepala dan ber-ck-ck-ck. "Kalian gak boleh gitu ke Jiyoon. Ikut gue ke hutan," kata Chaehyun.

Eunchae, Jooyeon, dan Gaon menurut saja. Sementara itu, Jiyoon tergeletak pingsan di lantai asrama karena dikeroyok oleh Eunchae, Jooyeon, dan Gaon.

Di Asone...

"Mana Jiyoon? Udah tujuh hari tapi kok dia belom balik juga?" tanya Jeanette, ibu Jiyoon, pada dirinya.

Jeanette kemudian mencoba rileks sejenak. Dia menyalakan pancuran dan bersiap luluran untuk me-time. Dia sudah melepas pakaian ketika seseorang mengucap salam di depan pintu.

"Assalamualaikum!"

Jadi Jeanette membungkus tubuhnya dengan handuk dan membukakan pintu. Ternyata Tera, mama Zoa.

"Waalaikumsalam," kata Jeanette.

"Jeanette, lu ada lihat anak gue Zoa dan teman-temannya? Mereka belom balik dari tadi siang," kata Tera.

Tiba-tiba ada suara lagi. Adalah Kapten Diman Mulyono, ayah Monday yang bekerja sebagai pelaut di TNI-AL dan berasal dari Indramayu, Jawa Barat.

"Dey, Jeanette! Ada nampak Momon? Tadi pagi dia sudah cakap bahwa sini rumah juga datang. Reang suruh dia aja pulang malam-malam, tapi sekarang itu gadis dan teman-temannya, semua menghilang, ayoyo," kata Kapten Diman dengan dialek Indramayu yang kental.

"Sama, Net, anak gue si Soojin belom pulang dari siang," kata Suri, ibu Soojin.

"Gini aja. Habis gue mandi, kita kumpul di sini. Kita cari informasi dari Marina, mamanya Jaehee, di Asone Academy, ya?" kata Jeanette.

"Oh, oke oke. Nanti reang mari," kata Kapten Diman.

Sesaat kemudian, Jeanette, Tera, Kapten Diman, dan Suri berkumpul di Asone Academy.

"Saya baru dapat SMS dari Jaehee. Katanya tadi siang dia dan anggota Weeekly lainnya sudah mengantongi izin dari saya untuk pamit ke Paldea dan menyelamatkan Jiyoon. Saat ini Jiyoon sedang dikejar-kejar Kepolisian Paldea karena diduga terlibat Grand Theft Koraidon sebagai saksi," kata Marina.

"Yang bener aja, Bu Kepsek," kata Jeanette. "Jiyoon anak baik, gak akan ngelakuin hal kayak gitu."

"Dia bukan tersangka, dia saksi," kata Marina, "sudah dikonfirmasi lewat Jaehee."

"Oh, begitu. Makasih ya, Bu Kepsek," kata Jeanette.

"Ngapain manggil gue Bu Kepsek, Net. Kita kan seumuran, satu kampus, satu SMA malah. Gue kenal lo dan Trey udah lama sebelum kalian nikah," kata Marina yang enggan dipanggil Bu Kepsek.

Para orang tua pun berangkat mencari anak-anak mereka ke Paldea. Sementara itu di Pusat Informasi Paldea, Jihan berusaha meretas sistem komputer Kepolisian Paldea, ditemani para anggota Weeekly lain. Jihan menemukan sesuatu.

(musik: Silvester Belt - "Luktelk")

"Guys, lookie here! Rupanya pasukan Clavell sedang merencanakan sesuatu di Area Zero," kata Jihan.

"Hah? Maksud lo, Ji?" tanya Zoa.

"Jika kita bisa menyusul mereka ke Area Zero saat mereka berusaha masuk ke dalam gua di kaki Gunung Glaseado, kita bisa menerobos langsung ke tempat persembunyian Clavell, lalu kita ambil kembali Koraidon, dan Isa selamat dari ancaman Clavell, dan dia bisa pulang sama Jiyoon!" kata Jihan.

"That's... a good idea, I guess. But don't you have any idea what happened to Jiyoon?!" tanya Zoa.

"Jiyoon kenapa?" tanya Jihan.

"Dia dikeroyok sampe pingsan di asrama Naranja Academy," kata Jaehee. "Tapi sepertinya dia mau siuman."

Sementara itu, di hutan dekat asrama Naranja Academy, Chaehyun mengobrol dengan Eunchae, Jooyeon, dan Gaon.

"Chae, Juy, On, gue mau tanya sama lo bertiga," kata Chaehyun. "Kenapa kalian tadi mukulin Jiyoon?"

"We... we don't know... we kind of lost it..." Jooyeon terbata-bata.

"We didn't know why we did that. We were out of control..." Gaon mengakui kesalahannya.

"Gue senang kalian mau mengakui kesalahan kalian. Tapi Jiyoon melakukan hal yang benar. Dia ngebelain Icha dengan bilang dia harus pulang ke Asone segera. Dia gak mau hal yang sama terjadi dengan papanya, masuk penjara dan diancam pembunuhan," kata Chaehyun.

"Yeah, you're right. Maybe Paldea's not the safest place for her right now," kata Eunchae.

"Sekarang gue akan cari Icha. Pas dia ketemu, dia akan ke sini sama gue, dan kalian ceritakan apa yang terjadi, habis itu minta maaf sama dia," kata Chaehyun.

Chaehyun langsung mencari ke dalam hutan dan mendapati bahwa Isa telah menangis selama 3 jam di hutan.

"Cha," kata Chaehyun. "Lo kenapa?"

Isa diam saja.

"Cerita, Cha," kata Chaehyun. "Gak baik diam-diam terus."

"Chaehyun-ah, I'm sorry..." Isa kemudian memeluk Chaehyun dan meminta maaf atas apa yang terjadi di asrama. "I'm really sorry for my outburst back at the dorm. I kind of lost it..."

"Gakpapa, Cha. Semua orang punya masalah tersendiri. Termasuk salah satunya bokap lo, yang dituduh mencuri Koraidon milik sekolah ketika beliau jelas-jelas tidak ada campur tangan dalam insiden tersebut," kata Chaehyun. "Dan bener kata Jiyoon, Paldea bukan habitat yang tepat buat lo. Lo harus pulang ke Asone. Nyawa bokap lo tergantung hasil sidang, apakah dia selamat atau harus menemui ajalnya dalam hukuman mati."

"Thanks, Chae. You're the best!" kata Isa, kemudian dia menyentuh lengan Chaehyun. "Kulitmu lembut."

"Ah, masak sih, selembut itu?" tanya Chaehyun. Kemudian Chaehyun menyentuh lengannya sendiri dan berkata, "Gak kok, biasa aja. Now hold my hand steady, and we'll be back to the dorms before morning."

Ketika sedang berjalan ke asrama...

Isa dan Chaehyun melihat sebuah bayangan di tengah hutan.

"What was that?!" tanya Isa.

"Beats me. I think it's just a monkey. Monkeys are a plain sight in forests," kata Chaehyun. Tetapi kemudian dia mengambil senter setelah bayangan tersebut muncul lagi. Tanpa disadari, sesosok gorila datang dan meringkus Isa dan Chaehyun, sehingga mereka berteriak keras. Teriakan mereka sangat keras sehingga Jiyoon langsung siuman.

"Isa...?!" pekik Jiyoon.

Petir menggelegar. Eunchae, Jooyeon, dan Gaon tampak ketakutan. Tiba-tiba Jiyoon muncul di depan mereka sambil berlari. Dia tampak panik sehingga omongannya jadi tidak karuan.

"Ini ada apa nih? Kenapa nih?" tanya Gaon.

"Jiyoon suruh lari!" kata Eunchae.

"Hah? Lari?" tanya Gaon.

Jiyoon menyuruh Eunchae, Jooyeon, dan Gaon untuk berlari karena dia mendengar Isa dan Chaehyun diculik.

"Lari! Lari!" kata Eunchae. Eunchae kemudian berusaha berlari, namun dia tersandung tali tas dan tangannya terikat.

Sementara itu...
Clavell dan Gaeul sedang dalam perjalanan pulang dari suatu tempat, naik mobil.

"Kau tunggu saja, Cedar. Jika kau mati, aku akan menguasai dunia dengan kejahatan, kemudian Isa akan mengalami hal yang sama di tanganku, dan rencanaku sempurna. Anak-anak Weeekly itu tidak akan menemukanku di mana pun..." batin Clavell. "Hey Gaeul, my daughter, I have a proposition for you," kemudian dia memanggil putri semata wayangnya.

"Enough, Dad. Enough with your dirty antics. Nobody wants to see you being an evil dude," kata Gaeul. Nampaknya dia sudah capek dengan niat jahat ayahnya. "Please let me have a good sleep."

"What the--? Do you think my proposition is some sort of joke?!" Clavell pun marah.

"What do you think I am? A female fox?" kata Gaeul.

(musik: Nebulossa - "Zorra")

Gaeul menyanyikan perasaannya kepada sang ayah setelah menyalakan radio.

Kemudian, di Area Zero, ketika Soojin, Monday, Soeun, Jaehee, Jihan, dan Zoa sedang dalam perjalanan menyelamatkan Jiyoon dari status DPO-nya, mereka melihat seseorang. Dia adalah Rona, ketua kelas 3A dan adik Rony. Rona sedang mencari abangnya yang kabur dari rumah.

"Hey, Mon, isn't that Rona?" kata Soeun.

"Eh, bener dong, si Rona. Kita samperin, yuk. Bisi dia butuh teman bicara," kata Monday.

Para anggota Weeekly langsung menghampiri Rona.

"Ron!" kata Monday.

"Eh, kalian. Ngapain?" tanya Rona.

"Jiyoon udah tujuh hari di Paldea, jadi kita mau jemput dia pulang ke Asone," kata Soojin.

"Lah elu ngapain di sini?" tanya Jihan.

"I'm looking for Rony," kata Rona.

"Rony? Abang lu? Bukannya lo sering bertengkar sama dia, Ron?" tanya Soeun.

"Baru-baru ini dia kabur dari rumah lagi... it was all my fault..." kata Rona.

Rona menceritakan semuanya, mulai dari pertengkarannya dengan Rony karena Rona sok dewasa terus terhadapnya, yang berujung Rony kabur dari rumah dengan meninggalkan catatan di kamar Rona.

"Jadi lo bener-bener resolute nyari abang lo, sampe ke Paldea. Berdedikasi betul," kata Soeun.

"Eh, gue denger lo punya lagu khusus buat Rony?" tanya Jihan. "Boleh nyanyiin gak?"

"Uh..." gumam Jaehee.

"Punya, judulnya 'Sepenuh Hati'. Biasanya Rony nyanyiin lagu ini ke gue pas mau tidur."

Kemudian Rona membuka mulutnya dan mulai menyanyi.

"Bukan matahari bila tak menyinari..."

"Rona, shush! Jangan nyanyi. Lo bakal bikin pasukannya Clavell marah," kata Jaehee sambil menutup mulut Rona.

"What do you mean?" tanya Rona.

Ternyata benar saja... pasukan Clavell menyergap Weeekly.

"Get out of here, Ron!" suruh Jihan.

Rona menurut saja dan melanjutkan pencariannya terhadap sang abang.

(musik: 5MIINUST x Puuluup - "(Nendest) narkootikumidest ei tea me (kull) midagi")

"Who told you to sing?" kata salah seorang serdadu Clavell.

"It wasn't us... it was our friend..." kata Soojin.

"Lies! If it was your friend, why did you tell her to sing in the first place?!" kata serdadu lain.

"Listen! Either we solve this peacefully... or... we do it with violence!" kata Soojin.

Dan benar saja, perkelahian antara Weeekly dan pasukan Clavell tak terelakkan. Dan di sini kekuatan super ter-upgrade para anggota Weeekly mulai terlihat. Soojin kini bisa melakukan tendangan taekwondo mematikannya di tengah udara; Monday bisa mencakar musuh dengan cakar bayangan dan bahkan melontarkan pukulan bayangan; Soeun bisa melakukan serangan-serangan di tengah udara seperti seekor elang; Jaehee kini bisa menembakkan laser dari matanya dan menggunakan telekinesis untuk memanipulasi musuh; Jihan bisa memenyokkan musuh dengan palu raksasanya; dan Zoa bisa menjadi raksasa dan menginjak musuh hingga pipih jika marah.

Semua anggota Weeekly unggul 6-0 terhadap pasukan Clavell, namun kali ini ada ancaman lagi: Clavell meretas sistem komputer Asone Academy dan mengumumkan bahwa dia akan menguasai dunia dengan kejahatan, menang atau kalah. Dia juga menyiarkan berita palsu bahwa anggota Weeekly telah meninggal dunia karena serdadunya.

(musik: Bambie Thug - "Doomsday blue")

Sontak ini membuat semua murid Asone Academy sedih dan ketakutan. Belum lagi Clavell menyiarkan langsung prosesi serdadunya mengalahkan Weeekly di Area Zero, sehingga mereka pingsan. Ini artinya mereka kewalahan dengan jumlah serdadu Clavell yang jumlahnya banyak.

Tetapi Profesor Alessandro Cattelan tahu apa yang Clavell lakukan. Beliau pun masuk kelas dan menyuruh anak-anaknya untuk berhenti menangis.

"Soal berita yang tersiar di TV sekolah, Clavell meretas sistem komputer sekolah kita dan memberitakan berita palsu bahwa anggota Weeekly terbunuh dalam konfrontasi melawan serdadunya. Kita tidak boleh kalah oleh ketidakadilan. Belajar untuk melawan ketidakadilan di sekitar kita, karena kita tidak tahu kapan kita diperlakukan tidak adil oleh dunia," kata Profesor Cattelan.

(musik: Dons - "Hollow")

Ketika semua anggota Weeekly sedang tidak sadarkan diri di Paldea, mereka bermimpi bertemu dengan orang yang belum pernah mereka temui selama 10 tahun. Monday bermimpi bertemu dengan sang mama, yang telah meninggal ketika dia berusia 5 tahun.

"Ma... Mama?" tanya Monday.

"Monday, anakku, selalu pergunakan kekuatan supermu untuk kebaikan, bukan kejahatan. With great power comes great responsibility. Jangan gunakan kekuatan supermu untuk kekerasan," kata mama Monday.

Hal yang serupa diungkapkan oleh Landon (papa Zoa), Sean (papa Jaehee), Steven (ayah Jihan), dan ayah Soojin. Dalam alam mimpi, semua anggota Weeekly terselubungi kabut pink. Setelah itu mereka tidak ingat apa-apa lagi. Bangun-bangun, mereka masih berada di padang rumput Area Zero.

"Di mana gue?" tanya Soojin.

"Kita masih di tempat yang sama. Kita diserang serdadu Clavell," kata Monday.

"That reminds us! Kita harus bersembunyi di gua sebelum mereka menemukan kita!" kata Jihan.

Sementara itu, di sisi lain Paldea...

"Momon!" panggil Kapten Diman.

"Soojin!" panggil Suri.

"Jaehee!" panggil Marina.

"Ke manalah anak-anak itu..." pikir Jeanette.

"Zoa!" panggil Tera.

"Hey, Jeanette!" panggil Kapten Diman sambil memperlihatkan permen cokelat yang jatuh dari ransel Jiyoon yang robek.

"Eh, ini kayak permen bekal anak gue!" kata Jeanette.

"Jangan-jangan... Clavell..." kata Tera dengan takut.

"Ayoyo, Tera, aja cakap bukan-bukan," kata Kapten Diman.

Tiba-tiba Bu Kim Minkyeung (mama Jihan) dan Bu Jeong Eunwoo (mama Soeun) mengejutkan mereka dengan muncul di depan mereka.

"AHHH! Jangan makan saya! Jangan makan! Saya kurus!" tangis Kapten Diman. Tiba-tiba, "Ayoyo, bikin terkejut bae."

"Minkyeung..." kata Tera.

"Eh, Minkyeung-ah, Eunwoo-ya, what are you doing here?" tanya Suri.

"Kami dapat informasi dari Jihan dan Soeun bahwa mereka mencari Jiyoon di Paldea, jadi kita menyusul kalian," kata Bu Jeong Eunwoo.

Bu Kim Minkyeung dan Bu Jeong Eunwoo tampak cantik. Rambut Bu Kim digerai, dan dia memakai singlet putih dan celana jins hitam. Bu Jeong mengenakan kaus kuning dan celana oranye, dan terbungkus jaket oranye.

"Ai kalian ngapain di sini?" tanya Bu Kim.

"Anak gue Jiyoon dan teman-temannya belom balik ke Asone lagi. Gue risau, Minkyeung-ah! Clavell..." kata Jeanette.

"What a coincidence! We're looking for our daughters too. We'll come with you," kata Bu Kim.

"Welcome to the team," kata Tera. "Follow our lead!"

(musik: Marina Satti - "Zari")

Para orang tua melanjutkan pencarian terhadap anak-anak mereka menyusuri hutan Paldea hingga ke Area Zero.

Di gua...

"Eh, Eunchae. Tadi apa yang ngejar lo?" tanya Jiyoon.

"Entahlah, Yoon. Gue rasa... itu macam gorila..." kata Eunchae sambil gemetar ketakutan.

"Hah? Gorila?" tanya Jiyoon.

"Yoon, it's getting dark. Do you mind checking my backpack? There's a flashlight," kata Gaon.

Jiyoon mengangguk dan mengobrak-abrik tas Gaon. Dia tidak menemukan senter.

"Senter gak ada, tapi... ini apa, On?" kata Jiyoon sambil memberikan sebuah tongkat aneh yang bisa mengeluarkan api saat dipukulkan ke dinding. Gaon memukulkan tongkat tersebut ke dinding gua dan voila! Kini Jiyoon dkk bisa melihat dalam gelapnya gua.

"Yoon, Chae, Juy, come on. We need to find a way out," kata Gaon dalam bahasa Inggris.

Eunchae sadar bahwa dia tertinggal...

"Oppa, wait for me!" pekik Eunchae. Ternyata dia dan Gaon MEMANG berpacaran. Tanpa mereka sadari, ada ular raksasa mengintai mereka.

Tiba-tiba gua bergetar.

"What's going on?! Why is the earth shaking? Is there an earthquake?!" tanya Eunchae.

Kemudian Jiyoon dkk mendongak dan mendapati ada seekor ular raksasa yang dilepas oleh Clavell untuk menjebak mereka dalam gua.

(musik: Olly Alexander - "Dizzy")

"LARIII!!!" teriak Jiyoon, Eunchae, Jooyeon, dan Gaon.

Mereka lari pontang-panting, dan selalu dihadang oleh si ular ke mana pun mereka mencari jalan keluar.

Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Simak di bagian 6, bagian terakhir, yang akan tayang besok.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun