"Hmmm... kamu melakukan rencana yang sempurna," kata Clavell kepada Profesor Cedar. Semenjak bertukar jiwa dengan Sumin, Clavell menjadi lebih sinis, licik, dan kejam. Kini dia berada dalam wujud ultranya, menyerupai rapper Belanda, Joost Klein.
"Rencana apa? Saya tidak melakukan rencana apa pun, Vell," kata Profesor Cedar.
"Kamu memasukkan istrimu sendiri ke dalam tabung berisi cairan kimia di Museum Sejarah Alam Paldea, sehingga putrimu si Isa keluar dari museum dengan perasaan marah," kata Clavell.
"Jangan bohong!" marah Profesor Cedar. "Asal kau tahu, Clavell, bukan saya yang memasukkan Anabel ke tabung tersebut. Ada dua orang yang tidak saya kenal, mereka kabur dengan dua ekor Koraidon, dan salah satunya, lapor Isa, adalah Anabel, istriku, yang menjadi bahan pameran."
"Apa maksudmu kau bilang begitu, Cedar?" tanya Clavell.
"Aku mencintai istriku, Anabel Cedar, sejak pertama kami mengucapkan ijab kabul. Kami bercerai ketika Isa-ku berusia 3 tahun, tetapi cintaku pada Anabel tiada pernah berubah," kata Profesor Cedar. "Kalau benar aku yang mencuri Koraidon milik Naranja Academy dan memasukkan Anabel ke dalam tabung raksasa itu, aku bukan suami setia."
"Saya bisa saja angkat bicara soal peristiwa Grand Theft Koraidon, karena kejadiannya saat saya sedang mengajar, Vell," lanjut Profesor Cedar. "Tapi jika kau berani bawa-bawa anak-anakku, SAAT ITULAH AKU MARAH!"
"Hahaha... sudah kuduga," kata Clavell sambil menghisap pipa rokoknya.
"Inilah nasibku, Vell. Aku sudah dikhianati oleh dua sahabat kuliahku. Pertama Trey, sekarang kamu. Kau boleh khianati aku sesukamu, Vell, tapi jika aku dihukum mati nanti, menjauhlah dari pemakamanku," Profesor Cedar semakin dingin.
Kemudian Clavell mengambil sepotong donat dan berkata, "Cedar, dengarkan aku. Aku akan mengatakan sesuatu yang pernah Trey katakan kepada kamu setahun yang lalu. Putrimu yang paling kecil itu sengaja saya libatkan dalam Grand Theft Koraidon sebagai liability untuk kamu. Jadi, kalau kamu berani buka mulut sedikit saja tentang Koraidon milik Naranja Academy, ya... kamu tinggal terima akibatnya."
"You've gone mad!" kali ini Profesor Cedar benar-benar marah.