"Kita ini perempuan Mit, dalam menjalin sebuah hubungan hanya perlu kepastian!"
Ema melirik ke Feri dengan wajah judesnya, begitulah Ema kalau sudah tidak suka sesuatu raut wajahnya saja sudah terlihat.
"Saya tidak bermaksud menjauhkan Mitha"
Kembali Feri melirik ke arahku, aku terus menunduk, seketika saja rasanya perutku mual, mata berkunang-kunang, aku melihat sekeliling kafe seperti berputar
"Sialan, ngapain juga sih gue harus mau di ajak Ema ke sini"
Gerutuku dalam hati, aku sangat merasa tidak nyaman dengan keadaan ku saat ini.
"Terus kalo lo gak bermaksud menjauh dari Mitha, kenapa lo gak ada kabar ?"
Suara Ema semakin terdengar emosi
"Saya akui, saya salah tidak memberi kabar kepada Mitha, karna saya sendiri juga bingung bagaimana saya harus menyampaikan kepada Mitha ?"
Feri kembali meminum espressonya.
"Mit Maafkan aku, beri aku waktu sebentar saja, ada hal yang akan aku sampaikan tapi tidak sekarang "