Setelah putriku naik kelas 1 SD, aku pelan -pelan mengajaknya berbicara kalau aku mau kuliah S-3 lagi. Jawab putriku: "Mama koq tambah bodoh, koko kelas 4 SD, Mama mau kelas 3 SD". Aku tertawa dan menjelaskan tingkat pendidikan dari S-1, S-2 dan S-3. Putriku paham dan mengerti. Aku menjelaskan resikonya kuliah S-3. Aku akan jarang di rumah, karena kuliah S3 di Bandung. Tapi aku akan tetap jadi ibunya.
Putriku hanya ingin ibunya aku, dan bangga dengan ibunya. Saat ditanya tetangga mengapa ibunya sekolah lagi, putriku menjawab Mamanya bukan sekolah, tetapi kuliah. Aku tertawa karena anak ini mulai paham.
Aku berjanji jika liburan aku akan bawa mereka jalan-jalan. Jadi anak-anak bisa merasakan pengorbanan mereka dibayar dengan jalan-jalan. Aku minta mereka jangan menuntut, tetapi belajar mengerti mengapa ibunda jarang di rumah.
Puji Tuhan anak-anakku penuh pengertian. Putriku dari kelas 1 SD selalu ranking1 sampai dengan kelas 5 SD. Pada saat terima rapor, ibu-ibu yang antri bareng aku mengatakan pasti putriku ranking 1 lagi. Sekarang putriku naik 6 SD.
Puji Tuhan juga aku sehat. Sehingga aku tetap bisa bekerja, kuliah, mendidik anak-anak, riset, kuliah S3 dll. Aku mendapatkan kepercayaan dari teman-teman di perguruan tinggi dalam dan luar negeri untuk menjadi pembicara seminar, meneliti dan menulis bersama. Semua kujalani tanpa kupikirkan apakah aku sanggup menjalaninya.
Aku cuma membuat daftar pekerjaan. Yang sudah kucoret satu persatu. Aku bersyukur badanku bisa diajak kerjasama Aku minta badanku kuat tidur 1 jam juga cukup. Sehingga aku masih bisa tetap mengerjakan tugas.
Ketika aku baru sampai kontrakan di Bandung, aku bisa membuka laptop melanjutkan pekerjaan. Meskipun sudah subuh dan esok masih harus kuliah. Atau esoknya harus menyerahkan tugas, aku tetap semangat.
Karena, kuliah S-3 pilihanku direstui anak-anak. Suamiku tidak berkomentar. Dia tau semua yang sudah kuputuskan itu yang akan kujalankan. Bagi suamiku kepentingan anak-anak adalah yang utama. Mereka yang membutuhkan kasih sayang ibunda. Rela berkorban demi karir ibunda. Jadi aku harus selesaikan tugas kuliahku dan mewujudkan janjiku ke anak-anakku.
Instansi juga percaya aku bisa memanage semuanya, sehingga tidak keberatan aku kuliah di Bandung. Kuliah S-3 tidak mudah. Jumlah sks yang harus ditempuh sebanyak 61 sks dengan jumlah 18 mata pelajaran, termasuk disertasi. Pontang - panting kerjakan tugas book report, makalah, anotasi bibliografi, presentasi dll.
Baru kuliah S3 selama setahun, aku diberikan kepercayaan oleh institusi untuk memimpin kembali jurusan Sastra China selama 3 tahun dari Agustus 2016 sampai Agustus 2019.
Saat itu tidak ada sekretaris jurusan dan aku menata kembali dengan merekrut orang baru satu per satu. Tujuanku adalah melahirkan leader baru karena aku yakin semua a=orang ada kemampuan untuk berkembang jika dia diberikan kesempatan dan tantangan.