Kontrakanku mungil sebesar wc di rumahku. Sekamar berdua orang. Kasurku cuma dipan tipis. Putriku pernah sekali ke kontrakanku. Dia shock, karena mamanya hidup melarat.
Beda dengan bayangannya kamar mewah.
Aku makin sering tertawa, menertawakan diri yang "gila". Yang berani ambil resiko mencari penyakit dan menambah beban untuk diri sendiri. Tapi inilah hidup. Jalani apa yang sudah kamu putuskan. Jangan menyalahkan orang lain. Atau menyalahkan keadaan. Jangan cari alasan. Karena semua itu tidak akan membantu.
Tekad untuk menyelesaikan kuliah selesai S-3, membuatku bolak-balik Jakarta- Bandung. Saat menulis disertasi, pergi subuh pulang malam. Kadangkala sampai di Jakarta lewat tengah malam pukul 00.01 atau pukul 00.02. Aku kadang naik travel dari Bandung ke arah bandara dan turun di pinggir tol dan jalan kaki cari taxi. Kadang diturunkan di depan hotel dekat bandara untuk cari taxi. Tergantung aku naik travel apa.
Puji Tuhan aku selalu selamat sampai di Jakarta dan sampai di Bandung. Terkadang aku sendirian dengan sopir travel. Terkadang ada seorang penumpang lain.
Terkadang aku ketinggalan laptop. Terkadang ketinggalan HP di grab atau di taxi yang dinaiki setelah aku sampai di Bandung. Puji Tuhan semuanya selalu kembali padaku. Aku selalu bertemu orang baik dan jujur. Aku bahagia karena Tuhan itu baik.
Prinsipku jangan tergantung pada orang lain. Jangan berharap orang lain membantu. Yang bisa membantu adalah kamu, ya kamu sendiri. Pikiranmu dan Tuhanmu. Jangan pelampiasannya kepada orang-orang terdekatmu. Karena, semua konsekuensi harus kamu tanggung sendiri. Ini adalah jalan yang kamu pilih. Semua kepribadian yang keras terbentuk. Pasalnya sejak SD aku dilatih tidak boleh mengeluh. Tidak boleh tergantung pada orang lain.
Kata papa badanku lengkap Aku tidak cacat jadi tidak boleh mengeluh. Pekerjaan yang bisa dilakukan seperti ngepel, menyapu dll harus kukerjakan sendiri Aku harus memberi contoh kepada karyawan papa.
Untuk bekerja meskipun anak bos, aku tidak diistimewakan. Aku harus ikut mengangkat TV dan kulkas. Aku harus memeriksa stok barang di gudang. Aku membantu mengepak barang-barang. Aku ikut menagih ke rumah-rumah. Aku bertemu berbagai orang. Dari muka preman sampai muka malaikat. Itulah membuatku dewasa lebih dini serta gampang adaptasi.
Papaku adalah orang yang paling beroengaruh dalam hidupku. Papku juga yang selalu memotivasiku untuk belajar terus. Papa yang menawarkan untuk menjaga putraku saat aku S2 di China. Papaku juga yang minta aku untuk S3 karena Beliau ingin tahu bagaimana rasanya ikut menghadiri wisuda S3. Targetnya hanya S3. Wisuda S1 dan S2 tidak pernah dihadirinya. Papaku melihat aku mampu untuk S3 karena tahu aku dididik dengan keras.
Didikanku keras sejak kecil membuat aku bermental baja. Sampai aku dianggap lelaki di badan wanita. Terimalah dirimu dan jadilah dirimu sendiri. Jangan menjadi orang lain. Hanya untuk membahagiakan orang itu. Yang harus dicari saat susah adalah Tuhan. Karena Tuhan sayang pada orang yang sayang padaNya serta ciptaanNya.