Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 17 ; Om Edwan

4 Maret 2016   23:31 Diperbarui: 4 Maret 2016   23:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sonia menatap punggung Rocky hingga menghilang dari pandangannya. Setiap bersama pria itu, ia selalu merasa nyaman dan berharga. Meski sebersit rasa takut tetap saja menjalari dirinya, ia tahu..., keluarga pria itu tidak akan suka terhadapnya, sama seperti papanya Dimas. Jika ia bisa menawar takdir Tuhan, ia tak mau terjebak mengenal para pemuda itu. Tapi sepertinya..., garis yang telah Tuhan tentukan padanya memang seperti ini.

* * *

Edwan mematikan hpnya setelah selesai berbicara dengan temannya, ia masih di balik kemudi. Ia biasa ke pantai jika ingin mengenang seseorang. Ya, seseorang itu. Yang tak pernah bisa ia miliki secara utuh. Berhubung hari ini ia tak ada kesibukan maka ia putuskan untuk berjalan-jalan saja ke tempat itu. Baru ia membuka pintu mobilnya hendak keluar, selintas ia seperti melihat seseorang yang di kenalinya melewati depan mobilnya. Ia pun segera keluar dari mobil dan berjalan ke depan. Mengamati sosok yang sedag berjalan itu.

Itu memang Rocky, kenapa dia ada di sini?

Edwan mengamatinya hingga Rocky masuk ke dalam mobil, setahunya anak itu tidak suka pergi ke tempat-tempat seperti ini sendirian. Apakah dia baru saja bertemu teman atau klien?

Edwan tak berusaha menghampiri atau menelpon karen rocky terlihat buru-buru, ia pun meninggalkan tempat parkir saja.

Sonia duduk lama memandangi ombak yang datang padanya dan membasahi kakinya karena ia duduk menyelonjorkan kaki, untung air lautnya tak sampai ke celana jeans bagian atasnya, hanya sebatas betis saja. Lalu ia pun bangkit, berjalan menyusuri tepian pantai. Menatapi pasir yang ia tapaki, ketika mengangkat kepalanya ia tertegun, langkahnya terhenti perlahan. Membalas tatapan pria yang berdiri tiga meter di depannya. Mereka saling tatap dalam diam.

Ia pernah melihat pia itu, dan entah..., perasaan itu muncul lagi. Sebuah perasaan nyaman yang aneh ketika menemukan matanya. Pria itu berjalan mendekat, lurus ke arahnya. Berhenti satu meter di depannya.

"Kamu..., kamu yang di kedai soto itu kan?" tanya Edwan, "i-iya om!" sahutnya terbata, "om..., yang waktu itu makan siang bareng Rocky kan?"

"Jadi..., kamu memang kenal akrab sama Rocky?"

"Ehm...," Sonia memutar matanya, "om, sedang apa di sini?" tanyanya mengalihkan. Edwan memandangnya, ia tahu gadis itu mencoba mengalihkan perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun