Aline melotot lalu memukul lengan Erik, "aku nggak pernah dandan tahu!" protesnya, emang sih..., nggak perlu dandanpun Aline sudah ssngat cantik. Erik tertawa, Doni menatapnya kesal.
"Siapa sih?" tanya Satria menyenggol lengan Doni, Dani hanya mengerling pada temannya saja lalu kembali menatap Aline bersama pria yang mengantarnya tadi. Satria melirik sahabatnya yang sedang di bakar cemburu, ia tahu dari dulu Doni itu suka sekali sama Aline, meski gadis itu selalu punya banyak alasan untuk menghindarinya. Dan sekarang tiba-tiba Aline membawa cowo lain yang usianya cukup jauh di atasnya.
* * *
Rocky menatap foto-foto yang di perlihatkan Hardi kepadanya di meja kerjanya, ia tak akan menerka darimana om Hardi bisa mendapatkan foto-foto itu. Karena sudah tentu, itu tidak akan sulit, om Hardi tinggal membayar orang suruhannya untuk melakukan itu.
"Kamu menyukai gadis itu?" tanyanya tegas.
Rocky tak menjawab, ia hanya menghela mafas panjang. Hal itu cukup membuat Hardi mengerti, "Rocky, kamu sudah bertunangan dengan Nancy. Tidak seharusnya..., kamu menjalin hubungan dengan gadis lain. Apalagi, dia itu seorang mantan narapidana!"
Seketika Rocky menatap Hardi, darimana om Hardi tahu hal itu? Apakah selama ini dia sudah mencari tahu sejauh itu? Tentu saja Hardi tahun, hari itu saat Sonia mengakui hal itu kepada Remon dan Dimas. Setelah Sonia dan Dimas pergi, Remon menceritakan hal itu kepada semua orang yang berada satu meja dengannya.
"Om masih bisa terima jika kamu membandingkan Nancy dengan gadis yang sekelas dengannya, tapi ini..., ini sungguh keterlaluan. Kamu menyelingkuhinya dengan gadis miskin yang tidak jelas asal-usulnya, bahkan seorang penjahat!"
"Sonia bukan penjahat om!"
"Dia membunuh ayahnya sendiri!"
"Dia punya alasan lalukan, dan aku yakin..., semua gadis yang ada dalam posisinya saat itu akan melakukan hal yang sama, entah dia orang miskin atau kaya sekalipun!" sahutnya tegas.