Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 17 ; Om Edwan

4 Maret 2016   23:31 Diperbarui: 4 Maret 2016   23:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimas mendengarkan, apa yang di katakan Bayu ada benarnya. Ia masih memiliki peluang hesar untuk mendapatkan hati Sonia. Iapun memindahkan lap di tangannya ke tangan Bayu dan bangkit. Bayu menatap lap yang kini di tangannya, lalu menatap sahabatnya yang tengah pergi ke belakang untuk ganti baju. Ia memungut lap itu sambil nyengir lalu mendengus kesal.

"Di pikir aku keranjang pakaian kotor apa?" desisnya kesal menaruh lap itu ke kursi, Dimas keluar dengan pakaian yang sudah rapi kembali, "hai guys, cabut dulu ya!" katanya berjalan menuju motornya.

"Eh, baru dateng berapa jam, udah kabur lagi!" protes Gio, "mentang-mentang nggak aku gaji!" sambungnya tanpa beranjak dari kursi kasir.

"Biarin aja, lagi galau dia!" sahut Ian yang lagi mengotak-atik sebuah motor.

* * *

Sonia membuka seatbeltnya, ia diam beberapa detik sebelum membuka suara kembali, "makasih ya om, udah membuat aku seneng hari ini!" katanya. Edwan tersenyum, "aku yang harusnya berterima kasih sama kamu Sonia, karena kamu sudah membuatku tertawa hari ini setelah sekian lama!" ungkapnya.

Ada hal lain yang Sonia rasakan dari kalimat Edwan, tapi mungkin itu karena pria ini sedang dalam masalah, "rasanya aneh ya om. Kok aku merasa..., deket sama om dan seperti..., sudah lama kenal. Padahal kita baru ketemu dua kali ini kan!" ungkap Sonia.

"Ia, aku juga merasa seperti itu. Lain kali..., kita bisa bermain bersama lagi kan?"

Sonia mengangguk, "tentu om. Kalau gitu..., aku..., masuk dulu ya om!" katanya membuka pintu mobil. Edwan mengangguk juga, Sonia turun lalu berbalik menatap mobil itu. Ketika Edwan memutar mobilnya, Dimas datang. Ia merasa seperti mengenal mobil itu dan pengendaranya.

Ia pun menghentikan motornya di dekat Sonia, "eh, Di!" sapa Sonia. Saat meninggalkan tempat itu dari kaca spion Edwan bisa melihat Dimas.

"Bukankah itu Dimas, jadi..., Sonia juga kenal sama Dimas. Kenapa bisa begini?" desisnya pada diri sendiri, sementara Dimas juga mengamati mobil yang kian jauh hingga menghilang di kelokan itu. Lalu menatap Sonia tanpa turun dari motor, helmnya ia peluk di perutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun