Sonia diam menatapnya, dan kediaman gadis itu di artikan lain oleh Rocky, "kau marah?" tanyanya. Kembali, Sonia sedikit terlonjak, "eh!" desisnya, "ehm..., tidak. Kenapa harus marah?"
"Ya..., mungkin karena tiba-tiba aku harus pergi!"
"Jika memang urusannya sangat penting, ya kamu memang harus pergi. Nggak apa-apa kok, aku bisa pulang sendiri!" sahutnya,
"Tidak, aku akan mengantarmu pulang dulu!"
"Tapi aku masih ingin di sini!" tolaknya, "tak ada yang bisa ku lakukan di kost, di sini...sedikit lebih tenang!"
"Kamu yakin?"
Sonia mgangguk mantap.
"Maaf ya!"
"Tidak apa-apa, terima kasih sudah membawaku kesini!"
Rocky diam menatapnya lama, sebenarnya ia enggan untuk beranjak. Tapi jika tidak...,
"Aku..., pergi dulu!" pamitnya. Sonia mengangguk lagi, akhirnya Rocky pun melangkahkan kaki. Padahal ia masih ingin bersama dengan gadis itu, baru saja ia menyatakan perasaannya. Tapi sepertinya..., hubungan mereka tidak akan mudah. Dan ia tahu itu. Ia tahu sejak memutuskan untuk meyakini perasaannya terhadap Sonia. Ia tahu hubungan mereka akan melalui ujian yang sulit. Dan itu..., mungkin akan di mulai hari ini.