"Ja-jadi...kak Lana datang untukku?"
Dia tak menjawab, malah mendekatkan diri kembali untuk memagutku lagi tapi aku menghentikannya, "jangan kak, ini tidak benar!"
"Tidak ada yang benar dalam cinta, cinta juga tak memiliki salah!"
"Tapi, tapi aku masih ingin normal!"
"Kamu pikir aku tidak normal?" katanya sedikit tegas, sepertinya dia tersinggung karena tatapannya jadi garang, "bukan begitu maksudku!"
Sekarang kak Lana melepaskan tangannya dari pipiku, masih menatapku tajam. Aku jadi takut, kalau si Lucky saja takut padanya itu artinya jika marah mungkin kak Lana bisa berbahaya,
"Maaf kak, aku tidak bermaksud begitu!"
"Masuklah, tadi ayahmu memintaku mencarimu. Kamu pasti sudah di tunggu!" katanya dengan tenang, tapi aku tahu dia memang marah. Akupun melangkah saja, baru beberapa langkah dia menyentuh pundakku, membuatku harus terhenti. Tapi dia hanya memungut minumannya kembali, menenggaknya habis dalam sekejap. Entah kenapa caranya menghabiskan minuman itu aku suka, dia melirikku yang menatapnya.
Lalu aku ingat katanya ayah mencariku jadi aku masuk kembali. Aku bergabung dengan ayah dan yang lainnya, "Rita, kamu ikut si Lucky pulang saja kalau sudah cape. Bukannya besok ada kuliah pagi! "
"Pulang bersama Lucky yah!"
"Ya, karena mungkin ayah dan mama Linda akan menginap. Begitupum Lucy, katanya besok semua gurunya ada rapat jadi kelasnya di liburkan!"