Dia memelukku, erat, hangat, ku rasakan itu adalah pelukan yang berbeda dari biasanya. "maafkan aku, karena aku sudah merusak kamu. Kamu gadis yang baik, Rita. Aku yakin kamu akan mendapatkan jodoh seorang pria yang baik!"
Kami larut dalam keheningan, tapi selama itu airmataku tak bisa berhenti mengalir, dia yang membuatku jatuh cinta padanya, dan sekarang dia yang menyuruhku untuk membunuh cinta itu. Aku tahu alasannya pergi bukanlah karena job itu. Tapi dia sengaja pergi agar aku bisa melupakannya, dia tahu bagaimana posisiku. Aku bukanlah seseorang yang bebas seperti dirinya dimana tidak ada seorangpun yang bisa mengaturnya. Aku masih punya ayah, yang tentu saja tidak ingin aku kecewakan, tapi aku sudah mengecewakannya bukan?
Mungkin yang selama ini kami lakukan memang salah, tapi aku mulai membenarkan kalimat yang pernah ia lontarkan padaku di pesta itu, "tak ada yang benar dalam cinta, dan cinta juga tak memiliki salah!" karena perasaan yang ku miliki untuknya begitu lembut dan dalam. Aku bahkan tidak tahu apakah aku akan mampu melupakannya.
Setelah dia pergi, aku memang menjalin hubungan dengan Dimas. Anak teman bisnis ayah itu, karena ayah sangat ingin aku segera menikah. Meski aku tahu aku belum bisa mencintainya, atau bahkan mungkin tidak bisa mencintainya. Karena di sudut hatiku, sudah terpatri satu nama, Lana.
* * * * * Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â