" Aku janji!"
Keduanya tersenyum. Melanie menyapukan bibirnya ke bibir Ruben, lembut dan dalam. Memang tak lama, tapi cukup mewakili semua perasaannya. Mereka kembali bertatapan dengan cinta, sayang suara telepon membuyarkan lamunan mereka. Ben mancarinya dan menemukannya di saku belakang celananya.
itu Doni,
" Hallo Don!"
" Ben, jadi nggak? Aku dan pak Uztad udah di masjid nih, beberapa orang juga. Kaya'nya temen kamu juga baru datang tuh ( yang di maksud Rico dan Tomi , tadi Ben menelpon mereka supaya datang ) " kata Doni.
" Oh, sorry, aku lupa. Thanks ya udah ngingetin!" katanya lalu menutup teleponnya.
" Ada apa?"
" Tidak apa-apa, hanya...kita kan mau nikah. Jadi pak Uztadnya udah nungguin!"
" Kau sudah mengundang orang?"
" Hanya pak Uztad sebagai pengulu sekalian wali kamu, dan beberapa teman sebagai saksi. Kita perlu mereka jika ingin sah bukan!"
" Ruben!" desis Melanie.