dia sudah bisa pulang ke rumah dengan membawa sayur yang akan dimakan siang ini. Jika dia belum
pulang, berarti di rumah belum ada makanan dong. Hmm… salahku juga, tadi aku tak sarapan, jadi
siang ini aku harus puasa. Aku tak bisa mengharapkan akan cepat makan siang ini, karna aku yakin
perempaun itu tak akan pulang sebelum jualannya habis terjual. Aku tau betul sifatnya, pekerja keras
yang sangat pantang menyerah.
Dan karna sifatnya itulah aku sangat bangga kepadanya. Walaupun dia hanya penjual jamu,
aku tau itu pekerjaan yang halal. Sudah lebih dari dua puluh tahun dia menekuni pekerjaanya sebagai
tukang jamu. Mungkin sudah bermil-mil jarak yang ditempuh jika saja dikumpulkan dari waktu ke waktu
sejak aku kecil dulu. Tapi, betis perempuan itu mungkin betis ciptaan Tuhan yang sangat spesial,
sehingga masih mampu menopang badan ibu selama bertahun-tahun. Walaupun badannya kian ringkih,
keriput-keriput di wajahnya kian rapat, matanya kian sayu, dan tak sedikit mulai ditumbuhi katarak yang
berseliweran di kelopak matanya. Namun ia tetap tersenyum bangga kepaku, menyunggingkan senyum