C. Tantangan dalam Pendidikan untuk Demokrasi
Pendidikan merupakan instrumen yang sangat kuat dalam membentuk masyarakat yang demokratis, tetapi penerapannya menghadapi berbagai tantangan. Tantangan-tantangan ini tidak hanya terkait dengan pengajaran dan metode, tetapi juga dengan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi sistem pendidikan. Beberapa tantangan utama dalam pendidikan untuk demokrasi adalah akses dan kesetaraan pendidikan serta pengaruh ideologi dan politik. Berikut ini adalah pengembangan mendalam dari kedua tantangan tersebut:
1. Akses dan Kesetaraan
Akses pendidikan yang setara merupakan salah satu fondasi utama bagi masyarakat demokratis. Tanpa pendidikan yang merata, tidak mungkin tercipta masyarakat yang demokratis, karena hanya segelintir orang yang akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan sosial. Tantangan utama dalam hal ini adalah ketimpangan akses pendidikan yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan geografis, ekonomi, dan sosial.
a. Ketimpangan Geografis dan Ekonomi
Ketimpangan dalam akses pendidikan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, menjadi hambatan utama bagi terciptanya masyarakat demokratis yang inklusif. Di banyak wilayah, terutama di daerah terpencil dan pedesaan, akses terhadap pendidikan yang berkualitas sangat terbatas. Misalnya, sekolah-sekolah di daerah pedesaan sering kali kekurangan fasilitas yang memadai, memiliki guru yang kurang terlatih, dan menghadapi keterbatasan sumber daya lainnya.
Di sisi lain, daerah perkotaan seringkali memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan berkualitas tinggi dengan fasilitas yang lebih lengkap, seperti laboratorium, perpustakaan, dan akses ke teknologi informasi yang lebih canggih. Kesenjangan ini mengakibatkan ketidaksetaraan yang signifikan dalam peluang pendidikan, yang pada gilirannya memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
 Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, angka partisipasi sekolah di daerah terpencil masih jauh di bawah rata-rata nasional, mencerminkan adanya kesenjangan dalam kesempatan pendidikan yang sangat nyata di Indonesia.
Selain itu, faktor ekonomi turut memperburuk kesenjangan ini. Anak-anak dari keluarga kurang mampu seringkali menghadapi hambatan yang lebih besar untuk melanjutkan pendidikan mereka, seperti biaya sekolah, biaya transportasi, atau kebutuhan ekonomi yang mengharuskan mereka untuk bekerja.Â
Kondisi ini menciptakan ketidaksetaraan yang tidak hanya terbatas pada pendidikan, tetapi juga berimplikasi pada ketidaksetaraan sosial dan politik, karena hanya sebagian kecil dari populasi yang dapat berpartisipasi dalam proses demokrasi secara aktif.
b. Dampaknya terhadap Demokrasi