Mohon tunggu...
Wifqi Rahmi
Wifqi Rahmi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S3 Ilmu Kependidikan Undiksha Singaraja Bali

Saya adalah seorang Kepala Madrasah di sebuah madrasah negeri di Kabupate Jembrana. Hoby saya adalah badminton. Saya tertarik dengan dunia pendidikan, sain dan teknologi. saat ini saya sedang menempuh program doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali .

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pendidikan sebagai Sarana Pembentukan Demokrasi

3 Desember 2024   07:30 Diperbarui: 3 Desember 2024   07:34 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pemilihan Pengurus OSIS  (Sumber: Dokumen MTsN 3 Jembrana Bali)

a. Pemahaman tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pendidikan formal, khususnya melalui mata pelajaran kewarganegaraan, memberikan dasar yang kokoh mengenai hak asasi manusia, tanggung jawab sosial, dan struktur pemerintahan. Sebagai contoh, kurikulum pendidikan di negara-negara Skandinavia mengintegrasikan konsep demokrasi ke dalam pembelajaran sejak dini, sehingga siswa tidak hanya memahami hak-hak mereka tetapi juga pentingnya menjalankan tanggung jawab sosial (Hoskins et al., 2017).

b. Peningkatan Partisipasi dalam Proses Politik

Partisipasi politik, seperti memberikan suara dalam pemilu, bergabung dalam organisasi sosial, atau terlibat dalam diskusi publik, sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan individu. Pendidikan memberikan wawasan tentang pentingnya keterlibatan aktif dalam pengambilan keputusan kolektif. Studi Westheimer dan Kahne (2004) menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan pendidikan kewarganegaraan yang baik lebih cenderung berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik, yang pada akhirnya memperkuat sistem demokrasi.

c. Pemberdayaan Masyarakat Marjinal

Pendidikan juga memiliki peran penting dalam memberdayakan kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Di banyak negara, program pendidikan inklusif dirancang untuk memastikan bahwa kelompok minoritas memiliki kesempatan yang sama untuk memahami dan berpartisipasi dalam sistem politik. Dengan demikian, pendidikan menjadi alat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil.

2. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan memahami informasi secara objektif. Kemampuan ini sangat penting dalam demokrasi, di mana warga negara diharapkan dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang relevan dan akurat.

a. Melatih Kemampuan Analisis Objektif

Di era digital, banjir informasi sering kali diiringi oleh penyebaran berita palsu dan propaganda. Pendidikan yang menanamkan literasi media membantu individu untuk memverifikasi fakta dan membedakan antara informasi yang valid dan yang menyesatkan. Di Finlandia, literasi media merupakan bagian penting dari kurikulum pendidikan. Siswa diajarkan untuk mengenali bias informasi dan propaganda, yang pada akhirnya membantu mereka menjadi pemilih dan warga negara yang lebih cerdas (Kupiainen, 2019).

b. Memfasilitasi Diskusi yang Konstruktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun