Mohon tunggu...
Wifqi Rahmi
Wifqi Rahmi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S3 Ilmu Kependidikan Undiksha Singaraja Bali

Saya adalah seorang Kepala Madrasah di sebuah madrasah negeri di Kabupate Jembrana. Hoby saya adalah badminton. Saya tertarik dengan dunia pendidikan, sain dan teknologi. saat ini saya sedang menempuh program doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali .

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pendidikan sebagai Sarana Pembentukan Demokrasi

3 Desember 2024   07:30 Diperbarui: 3 Desember 2024   07:34 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pemilihan Pengurus OSIS  (Sumber: Dokumen MTsN 3 Jembrana Bali)

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) adalah metode pendidikan yang menekankan keterlibatan aktif siswa dalam proyek nyata yang berfokus pada isu sosial dan politik. Metode ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, kolaborasi, dan berpikir kritis, yang semuanya sangat relevan dalam konteks demokrasi.

a. Mengajak Siswa Terlibat dalam Isu Sosial

Salah satu elemen kunci dalam pembelajaran berbasis proyek adalah melibatkan siswa dalam analisis isu sosial yang relevan dengan kehidupan mereka. Proyek seperti simulasi pemilu, debat politik, atau analisis isu lingkungan memberikan siswa kesempatan untuk merasakan bagaimana demokrasi bekerja dalam praktik, serta bagaimana proses pengambilan keputusan mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Proyek semacam ini mengajak siswa untuk tidak hanya memahami teori tentang demokrasi, tetapi juga untuk mengaplikasikannya dalam konteks yang nyata. Misalnya, dengan melakukan simulasi pemilu, siswa dapat mempelajari bagaimana proses pemilu dijalankan, memahami pentingnya hak suara, serta bagaimana hasil pemilu dapat memengaruhi kebijakan negara. 

Begitu pula dengan proyek analisis isu lingkungan, di mana siswa dapat belajar tentang pengambilan keputusan berbasis bukti dan cara-cara untuk mempengaruhi kebijakan publik terkait isu-isu penting, seperti perubahan iklim.

Pembelajaran berbasis proyek tidak hanya mengembangkan keterampilan intelektual siswa, tetapi juga keterampilan sosial, seperti kerja sama, komunikasi, dan negosiasi. Dengan mengajak siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi terhadap masalah sosial yang mereka hadapi, pendidikan ini mendorong mereka untuk menjadi warga negara yang aktif, peduli, dan bertanggung jawab.

b. Meningkatkan Kolaborasi dan Diskusi

Pembelajaran berbasis proyek juga sangat mendukung pengembangan keterampilan kolaborasi yang sangat penting dalam demokrasi. Kolaborasi mengajarkan siswa untuk bekerja dalam kelompok yang beragam, menghargai pendapat orang lain, dan menemukan solusi secara bersama-sama. Proses ini mengasah keterampilan diskusi dan debat, yang merupakan elemen utama dalam demokrasi deliberatif, di mana keputusan diambil setelah adanya pertimbangan dan diskusi yang matang.

Menurut Larmer et al. (2015), pembelajaran berbasis proyek mendukung pengembangan keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat demokratis. Siswa belajar untuk mengungkapkan pendapat mereka dengan cara yang konstruktif, mendengarkan pandangan orang lain, dan berkolaborasi dalam mencapai kesepakatan. Ini merupakan pengalaman yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang berbasis pada komunikasi yang sehat dan saling menghargai.

Kolaborasi dalam proyek juga mengajarkan siswa untuk bekerja dengan berbagai pihak, yang mencerminkan dinamika politik di dunia nyata. Misalnya, dalam simulasi legislatif, siswa bekerja bersama untuk merancang undang-undang, memahami perbedaan pendapat, dan mencapai kesepakatan. Pengalaman ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang sistem pemerintahan, tetapi juga mengajarkan bagaimana perbedaan pendapat dapat dikelola secara demokratis.

Secara keseluruhan, metode pembelajaran berbasis proyek menyediakan platform bagi siswa untuk mengasah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan demokratis, termasuk kemampuan untuk bekerja sama, berpikir kritis, dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini sangat relevan dalam mendukung pendidikan yang mendorong pengembangan demokrasi yang inklusif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun