“Hissh!” geram Rara. Gertakkan gigi.
“Bukan urusanmu. Urus dirimu sono.”
“Tiada hari tanpa pertengkaran,” Lolie menggeleng-geleng. Lalu pandangannya jatuh ke meja Rara, berkata, “Lho buku ini?”
Untung Lolie memotong peleraian cekcok singkat sebelum nyaris ke tingkat maha dewa. “Untung juga dia gak dengar omanganku dengan Revi,”
“Barusan dia ke sini.”
Benar sudah dan tepat apa yang kulakukan buat sahabatku. Aku gak perlu kasih tahu jika Kak Hardi yang meminta duluan nomor hapeku.
Lolie menepuk kedua belah tangan, “Aduh! Sayangnya!”
“Lho kau gak ‘tabrakan’ dengan dia di luar?”
Melihat ekspresi wajah Lolie yang kecut. Rara mulai mengacau, “Maksudku kau berlari-lari lalu tiba-tiba di persimpangan gak sengaja kau tertabrak seseorang.”
Lolie duduk menyamping di bangku depan Rara dan face to face sama Rara. Sikutnya bertengger di meja Rara. “Enggak.”
“Eh… apaan sih tabrakan? Enggaklah, Ra.”