Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Getaran Cinta Cempluk Warsiyah

22 Oktober 2024   18:35 Diperbarui: 28 Oktober 2024   15:06 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa kakangmu Sura Gentho ?" Tanya Ki Ageng penasaran.

"Ia akan memperkosaku Bapa. Aku disekapnya dengan tangan, mulutku dibungkam dan menarik pinggangku hendak dibawa entah kemana. Aku injak jari kakinya, dan meronta melepaskan diri." Kata Cempluk setelah agak tenang.

"Heee, setan alas, anak bajingan. Nggak dlomok bener anak ini. Sudah buta matanya, berani mencoba menodai anakku. Di mana dia sekarang ?" Tanya Ki Ageng.

"Di dekat gapura desa Bapa. Kulihat tengah bertempur dengan seseorang yang mencegahnya mengejarku." Kata Cempluk.

"Aku hajar anak brandalan itu." Kata Ki Ageng Sura Menggala marah. Ia bergegas mengayun langkah menuju gapura desa. Cempluk meletakkan barang belanjaannya di amben bambu di ruang tamu rumahnya. Ia ambil kolor sakti milik ayahnya, dan berlari menyusul pergi ke gapura desa sambil menenteng pusaka itu.

****

Di dekat gapura desa telah banyak warga Ngampal bergerombol menyaksikan perkelahian. Namun tak ada yang berani untuk melerainya. Mereka tidak kenal dengan dua orang yang tengah mengadu kesaktian di dekat gapura desa.

Nampak pemuda yang berpakaian mewah itu tak dapat menandingi ilmu kanuragan musuhnya. Berulang kali ia jatuh ketanah karena jotosan atau tendangan. Mukanyapun telah bengkak kebiruan, hidungnya mengalirkan darah segar. Namun pemuda itu tetap semangat untuk terus melawan.

Ketika Sura Gentho berhasil dengan keras menendang perut pemuda itu, nampak tubuh lawannya melayang, dan terjerembab di tanah dengan tubuh telentang. Sura Gentho mencabut goloknya dan hendak mengakhiri perkelahian itu.

Ketika Sura Gentho mengangkat kedua tangannya yang memegangi golok itu ke atas kepala, tiba-tiba terdengar suara berdentang benda keras membentur goloknya. Tangannya bergetar keras akibat benturan sebuah batu yang dilempar Ki Sura Menggala mengenai bilah pedangnya. Pedang itu sampai patah jadi dua. Dengan marah Ki Sura Menggala menuding Sura Gentho sambil teriak-teriak.

"Anak setan, dlondong bajingan. Beraninya kau berniat menodai Cempluk, Sura Gentho. Itukah ajaran gurumu Warok Gunaseca ?" Teriak Ki Ageng Sura Menggala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun