"Craaakkk..."
"Kaing kaing kaing....." anjing itu jatuh dilantai pabrik, dan kejang-kejang meregang nyawa.
"Bajingan kalian. Kau bunuh anjing juraganku...komang !!!.. komang !!!"
"Apakah kau ingin menyusul dia ? Terpenggal lehermu seperti anjing itu ? Sekarang panggil juraganmu agar jongkok di depanku. Cepat !!"
Lelaki kekar pekerja pabrik senjata itu meriut nyalinya. Melihat anjing besar milik juragannya tewas hanya dengan sekali tebas. Apalagi dia sendirian, sedang rombongan tamu itu sekitar tujuh orang. Pasti ia tak akan mampu mengatasinya.
******
Sejenak kemudian datanglah lelaki kurus setengah tua tergopoh-gopoh datang mendekati keributan itu. Matanya menatap anjingnya yang sudah terkapar dilantai. Leher binatang itu terluka mengangga, darah masih terus menyembur keluar memerahi lantai.
"Apa maksud tuan, datang malam-malam kepabrikku bikin keributan."Â
"Jika sejak tadi kau keluar menemuiku, keributan ini tidak terjadi. Jangan salahkan kami jika anjingmu jadi korban."kata pemuda bermata tajam itu.
"Baiklah, katakan apa tujuan tuan." Kata Mpu Gandring.
"Aku mau pesan senjata. Seribu pedang dan dua ribu tombak lempar." Jawab pemuda itu.Â