Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 8. Kakek Narto Celeng

20 Maret 2024   11:53 Diperbarui: 6 September 2024   22:57 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cucu-cucu Ki Narto Celeng nampak gembira Adik-adik Ranti kemudian membantu neneknya memetik sayur.  Alangkah riang hati mereka, seolah tidak merasakan kesedihan apapun meski ayah ibunya tidak pernah merawatnya.  Bagi mereka kakek nenek mereka adalah segalanya, pelindung dan perawat hidup mereka. Demikian batin Sembada.

Setibanya dari pategalan Kakek Narto segera mengambil sebuah jala yang bergantung di dinding rumahnya.  Sebuah kepis ia gantungkan di pinggang, terikat oleh tali yang melingkar di perutnya.  Ketika keluar pintu ia pamit kepada Sembada hendak mencari ikan di sungai.

"Aku akan mencari ikan di sungai dulu Ngger.  Kamu istirahat saja di rumah."

"Saya ikut kakek.  Saya juga sering mencari ikan di sungai, tapi kami menangkapnya dengan tombak."

"Kalau begitu silahkan ngger.  Agar kita tidak kesorean nanti pulangnya.  Karena harus mengantar cucu-cucuku menonton tari kuda kepang di halaman balai desa"

Sembada mengikuti Kakek Narto ke sungai.  Ia sangat terharu dengan apa saja yang dilakukan demi membesarkan cucunya.  Ia yakin ikan-ikan yang didapat tidak sekedar dimakan sendiri sekeluarga, namun sisanya pasti akan dijual untuk memenuhi kebutuhannya yang lain.

Sungai tempat berburu ikan kakek itu bukanlah sungai yang besar.  Namun ikannya banyak sekali.  Beberapa kali lemparan jala sudah mendapatkan beberapa ikan.  Ikan kecil-kecil dikembalikan ke sungai lagi, hanya ikan-ikan besar yang dimasukkan kepis.

"Kenapa dikembalikan kek ikan yang kecil-kecil.  Dibotok tentu enak itu."

"Hidup jangan terlalu serakah Ngger.  Biarlah ikan-ikan itu besar dulu.  Nanti juga akan tertangkap jala kakek."

"Apa pencari ikan di sini tidak banyak Kek ?"

"Kayaknya hanya kakek yang rajin menjala ikan.  Lainnya lebih senang berburu kijang atau babi di hutan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun