“Hahh cocok apanya?”
“Yaa cocok aja.”
“Terserah kamu aja deh.” Nara menjawabnya dengan tertawa kecil.
Kemudian mereka kembali meneruskan tugasnya. Hingga bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa bersiap-siap untuk pulang. Sesampainya di rumah Nara teringat Tantra yang tanpa ia sangka bercita-cita menjadi seorang pilot. Dia berjuang keras agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Ia sama seperti Nara yang ingin fokus meraih cita-citanya.
Nara tidak mau membuang-buang waktunya sia-sia. Ia bergegas mandi, makan, lalu mengerjakan tugas yang sangat banyak. Bukannya Nara tidak merasa capek, ia sangat capek, tapi setidaknya ia sudah istirahat sebentar sebelum mandi tadi. Ia tidak bisa menuruti tubuhnya untuk lama beristirahat karena itu akan membuatnya malas. Dan Nara tidak boleh malas. Ia harus terus berjuang.
****
Ku terpikat pada tuturmu
aku tersihir jiwamu
Terkagum pada pandangmu
caramu melihat dunia
Kuharap kau tahu bahwa ku