"Makasih."
     Nara lalu berjalan keluar kelas.
****
      Hari pengumuman kelulusan SMA  tiba. Perpisahan pun tiba. Saat yang paling menyedihkan ketika SMA. Mereka senang bisa lulus, mereka sedih harus berpisah dengan teman-temannya, dan mereka masih tegang menunggu pengumuman penerimaan di perguruan tinggi. Semua rasa itu bercampur menjadi satu.
     Hari demi hari berlalu dengan cepat. Saat yang dinanti akhirnya tiba. Hari ini pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Hasil tidak akan menghianati usaha. Kata-kata itu terbukti benar. Perjuangan Nara tidak sia-sia. Ia diterima beasiswa kedokteran sesuai yang ia inginkan. Sujud syukur setelah Nara melihat pengumuman itu. Kegigihan usaha dan doa yang kuat akan memberikan hasil yang menakjubkan. Keluarga Nara menangis bahagia. Tidak menyangka Nara bisa mewujudkan mimpi yang mereka anggap terlalu sulit untuk dicapai. Mereka sangat bersyukur kepada Allah karena telah memberikan semua karunia-Nya. Teman-teman Nara juga diterima dijurusan yang mereka inginkan. Bahagia sekali mereka hari ini. Sebelum berpisah Nara dan teman-temannya bertemu untuk mengatakan salam perpisahan. Mereka sangat sedih karena harus berpisah. Apalagi Nara, teman-temannya lah yang selalu membuat Nara tertawa. Tapi alurnya memang begini. Mereka tetap bahagia karean tujuan masing-masing akhirnya bisa terwujud. Toh mereka juga bisa bertemu lagi.
****
      Kurang lebih tujuh tahun sampai akhirnya Nara bisa menjadi dokter yang sukses. Ia sudah membuka rumah sakit sendiri. Nara akhirnya bisa membuat keluarganya tidak dipandang sebelah mata lagi. Semua keluarga Nara meminta maaf karena tidak membantu saat mereka terpuruk. Kini Nara dan keluarganya sudah sukses. Kak Hesa juga sudah sukses sekarang. Dan ibu Nara juga membuka restoran. Roda memang berputar. Nara sangat bersyukur dengan keadaannya saat ini. Allah Maha Baik.
     SMA Nara mengadakan reuni. Semua teman-teman SMA nya sangat excited. Acaranya sangat seru. Semua sibuk bercerita tentang kariernya masing-masing. Dan tiba-tiba ada seseorang menghampiri Nara saat ia sedang bercerita dengan teman-temannya. Tantra Perwira Negara. Ia sudah menjadi pilot dengan jam terbang yang padat sekarang. Tantra mengajak Nara berbicara berdua.
     Seperti yang lain tanyakan ketika bertemu tadi, menanyakan kabar. Mereka berdua saling bercerita tentang perjalanan mereka setelah lulus SMA. Ditengah-tengah pembicaraannya, Tantra menyatakan perasaannya kepada Nara. Siapa sangka ternyata selama ini Tantra menyimpan rasa kepada Nara. Dulu ia terlihat sama sekali seperti tidak ada rasa kepada Nara. Tetapi ternyata Tantra memendam perasaannya. Ia ingin fokus pada impiannya menjadi seorang pilot. Saat itu Tantra berjanji pada dirinya sendiri, kelak saat sudah mewujudkan mimpinya ia akan menemui Nara dan menyatakan perasaannya selama ini. Nara masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Tantra.
     "Kamu inget ngga Ra waktu SMA kamu pernah murung beberapa hari. Aku sedih banget Ra ngeliatnya. Terus kamu inget waktu Nadin nyamperin kamu?"
     "Iya inget. Kenapa?"