Mohon tunggu...
Wahid Romadhoni Wicaksono
Wahid Romadhoni Wicaksono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP N 1 Mojolaban

Guru bahasa Indonesia di SMP N 1 Mojolaban yang sedang belajar menulis di media massa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secercah Harapan

8 Desember 2022   09:49 Diperbarui: 8 Desember 2022   09:57 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          “Hahh cocok apanya?”

          “Yaa cocok aja.”

          “Terserah kamu aja deh.” Nara menjawabnya dengan tertawa kecil.

          Kemudian mereka kembali meneruskan tugasnya. Hingga bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa bersiap-siap untuk pulang. Sesampainya di rumah Nara teringat Tantra yang tanpa ia sangka bercita-cita menjadi seorang pilot. Dia berjuang keras agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Ia sama seperti Nara yang ingin fokus meraih cita-citanya.

          Nara tidak mau membuang-buang waktunya sia-sia. Ia bergegas mandi, makan, lalu mengerjakan tugas yang sangat banyak. Bukannya Nara tidak merasa capek, ia sangat capek, tapi setidaknya ia sudah istirahat sebentar sebelum mandi tadi. Ia tidak bisa menuruti tubuhnya untuk lama beristirahat karena itu akan membuatnya malas. Dan Nara tidak boleh malas. Ia harus terus berjuang.

****

Ku terpikat pada tuturmu

aku tersihir jiwamu

Terkagum pada pandangmu

caramu melihat dunia

Kuharap kau tahu bahwa ku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun