Ia tertawa kecil. "Bukankah kita sekarang sedang menjalaninya?"
"Tidak seutuhnya. Aku, aku selalu takut tiap kali kau pergi ke tempat itu."
"Maksudmu, kau tidak percaya kepadaku?"
"Bukan, bukan. Aku selalu percaya. Hanya saja .... "
"Hmm?"
" ... hanya saja, aku khawatir bila kita tak segera mengikatnya."
"Kau bicara apa, sih?"
"Menikahlah denganku, J-E-L-I-T-A."
Ia terdiam lama. Menarik lututnya hingga benar-benar merapat ke tubuh.
Aku menunggu tanggapannya.
"Kau tahu?" Ia membuka suara. Â Â Â Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!