Hening sesaat.
"Lantas, supaya dagangan Bapak laku, apa doa Bapak? Bapak berdoa supaya ada orang yang mati bukan?"
"Meninggal dunia, Marni."
"Sama saja!"
"Tidak begitu juga Marni. Soal orang meninggal dunia itu urusan Tuhan. Perkara keluarganya mau membeli kain kafan kepada siapa, terserah saja. Itu hak mereka."
"Tapi Bapak juga berharap mereka membeli kepada Bapak, bukan?"
"Itu urusan mereka, lagi pula bapak bukan satu-satunya yang berjualan perlengkapan kematian seperti ini. Di pasar juga ada."
"Ah, susah bicara dengan Bapak! Sekarang rumah ini auranya jadi seram, Pak, seram, angker, hih!"
"Itu hanya perasaanmu saja. Mungkin kamu keseringan nonton tayangan tentang makhluk halus. Bapak merasa biasa saja."
"Cobalah ganti usahanya dengan jualan gas, air galon, atau warung sembako. Ini malah berjualan perlengkapan kematian! Selain pembelinya sepi karena tidak setiap hari ada yang mati di sekitar sini, juga suasana rumah ini jadi seperti kuburan."
"Kamu kan lama gak pulang ke sini, mungkin perlu adaptasi dalam beberapa hari."