"Amin."
***
   Sebuah mobil AVP warna silver tiba dan terparkir di depan rumah Mustahal. Dengan sopirnya Mustahal tidak kenal, tapi begitu penumpangnya turun Mustahal langsung mengenali. Lelaki berkumis tebal dengan parawakan tinggi tegap dengan kulit bersih bernama Haji Mubarak. Mustahal mengenalnya sebagai keluarga almarhum Haji Rasudin yang makamnya diurusinya. Karena seringnya laki-laki itu berziarah ke makam ayahnya, Mustahal menjadi kenal baik. Maksud kedatangannya kali ini untuk menanyakan kesediaan Mustahal menerima hibah mobil yang masih tampak bagus itu. Jika Mustahal bersedia mobil itu akan dimodifiksi menjadi ambulans.
"Saya hanya melaksanakan wasiat almarhum, Pak Mus."
"Selama ini, warga kampung sini mengangkut jenazah ke pemakaman menggunakan kendaraan bak terbuka. Dulu digotong. Orang sudah enggan melakukannya. Saya sempat mengusulkan kepada pengurus masjid, tapi tidak direspons."
"Pak Mus saja yang mengelola ambulans ini nantinya. Tapi mohon maaf bukan mobil baru."
"Oh, tidak apa-apa. Saya pernah berangan-angan, akan lebih baik jika ada ambulans serba guna di kampung ini guna membantu kesulitan warga akan angkutan. Tidak saja untuk mengangkut jenazah, melainkan mengantar warga ke rumah sakit, bahkan bisa untuk ngebesan."
"Nah, berarti saya tidak salah mempercayakan mobil ini kepada Pak Mus."
"Insya Allah akan saya jalankan amanah ini."
"Saya minta waktu sekitar sepekan untuk menata bagian dalamnya agar bisa digunakan untuk mengangkut keranda seperti mobil ambulans pada umumnya."Â
"Terima kasih atas pekercayaan yang Bapak berikan. Insya Allah akan saya laksanakan amanah ini dengan semestinya."