Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Barang Titipan

26 Agustus 2020   14:20 Diperbarui: 26 Agustus 2020   14:25 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayooo sudah jam delapan, nanti terlambat lho!" Aku meraih tangan kanannya dan menciumnya.

***

Sehari ditinggal ayahnya, panas Humaira meninggi. Sebenarnya ini sudah biasa, setiap malam, panas anakku ini selalu tinggi. Tapi, malam ini sepertinya lebih panas dari biasanya. Tak mau ambil resiko, ku telepon adikku.

"Wan, antar kakak ke rumah sakit. Humaira panasnya tidak normal."

"Emang Abang kemana?" adikku menjawab pendek.

"Dari kemarin dinas ke luar kota lagi."

Lima belas menit kemudian, adikku tiba. Segera kubawa Humaira ke rumah sakit dengan terpaksa naik sepeda motor. Berangin-angin di malam yang menjelang tengah malam.

"Putrimu harus tidur di sini. Selain karena sudah malam, juga ada yang sesuatu yang mengkhawatirkan di jantungnya." Dokter Mira menjelaskan dengan pelan setelah setengah jam Aku menunggu pemeriksaan Humaira.

"Apa yang terjadi dengan jantungnya Mir?" tanyaku kaget. Mira adalah teman kuliahku, sehingga Aku selalu memanggil namanya langsung. Kebetulan juga mala mini sedang piket.

"Ya itulah, Kami harus memeriksanya terlebih dahulu. Kau pulang saja, istirahat dan berdo'a. Aku akan mengabarkan secepatnya begitu hasil pemeriksaannya ada." Dokter Mira memegang pundakku, berusaha menenangkanku.

"Baiklah! Tolong ya Mir, Humairaku." Isakku tak bisa kubendung, dan dibalas dokter Mira hanya dengan anggukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun