Tidak kurang dari 1 tahun, tiba-tiba malam itu telepon seluler Linggom berbunyi. Eka adalah nama pemanggil dari panggilan seluler itu. Dengan sedikit grogi dan dicampur dengan perasaan yang sangat bahagia, Linggom menjawab panggilan itu dengan pura-pura tenang menutupi rasa bahagianya.
"halo nona, apa kabar? Lamo tak besuo" jawab Linggom sambil tertawa
"puji tuhan sehat anak muda, lagi sibuk kah?" tanya Eka sedikit formal dan penuh basa -- basi
"santai-santai, apa cerita ini" balas Linggom
"ada sesuatu yang mau kusampaikan. Tapi aku mau nanya dulu, aku sampaikan disini atau saat kita bertemu nanti? Aku mau maen-maen ke tempatmu, apakah kita bisa bertemu?" tanya Eka
"sudah, cerita disini aja, ada apa nona, kek formal kali bah" jawab Linggom dengan logat Medannya
"aku akan menikah, bulan lima awal. Aku pamit ya." Cetus Eka tanpa basi-basi
Sejenak Linggom seolah menjadi anak bayi yang tidak bisa berbicara dan berkata apapun setelah mendengar perkataan Eka barusan. Pelan-pelan dia mencermati dan mempelajari setiap kosa kata yang keluar. Sebab sebelumnya, mereka berdua adalah dua insane yang selalu melemparkan perkataan dengan penuh retorika. Linggom, berpikir apakah ini retorika gaya baru yang disampaikan tanpa memperhatikan estetika dan dialektika setiap kalimatnya? Dengan penuh tanya, Linggom menatap wajah actor yang mengucapkan dialog tadi melalui sambungan seluler vc-an tersebut. Seolah tak percaya, wanita yang dikenal nya beberapa tahun lalu, wanita yang pernah menolaknya ini akan tiba-tiba menikah. Wanita yang dikenal ambisius dengan sejuta mimpi itu akan menikah. Sejenak,Linggom teringat dengan segala hal yang dilalui dan dijalani bersama. Â "kita memang tidak sembat memiliki hubungan yang serius, akan tetapi hal-hal yang kita lalui bagaikan orang yang telah saling memahami satu sama lain" gumam Linggom. Gengsi memperlihatkan matanya akan berkaca-kaca, Linggom menyudahi percakapan mereka
"selamat berbahagia nona, aku juga tidak menyangka akan seperti ini. Berbahagialah dengan pilihanmu, sukses untuk pemberkatan pernikahanmu" tegas Linggom sembari menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban balasan dari Eka. Dan sejak saat itu, mereka tidak pernah lagi bertemu dan berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H