Yang pada saat itu mereka ada 5 orang yang sidang, yaitu Linggom,Yuni, Rosmauli, Nesia dan bang Togar senioran mereka.
Keesokan harinya, hari yang sangat menegangkan untuk kelima mahasiswa itu telah tiba. Dengan bayang-bayang antara gugup,dosen yang dianggap killer dan semangat untuk mencapai sebuah gelar para mahasiswa itu satu persatu memasuki ruangan untuk diuji oleh para dosen penguji masing-masing.
"Usep Parlinggoman Simbolon" teriak salah satu dosen memanggil Linggom untuk memasuki ruang ujian sidang meja hijau.
Ujian sidang meja hijau tersebut mengharuskan Linggom harus bisa menjawab segala pertanyaan yang diberikan oleh ketiga orang dosen penguji tersebut.
"apa hal yang melatarbelakangi saudara untuk mengangkat judul skripsi seperti ini?" Tanya seorang Dosen dalam ujian skripsi tersebut
"begini Ibu, secara umum, setiap anak yang menjadi korban suatu tindak pidana tidak sepenuhnya mendapatkan hak-hak nya, kebanyakan para korban tidak mengetahui bahwa mereka sebenarnya berhak menuntut para pelaku tindak suatu pidana selain dengan apa yang telah diatur didalam KUHP" jawab Linggom dengan tegas karena memang telah menguasi benar apa yang menjadi skripsinya tersebut
Setelah ujian berlangsung selama kurang lebih 45 menit, Linggom pun keluar dari ruangan dengan senyum bahagia yang dilemparkannya kepada teman-temannya yang menanti diluar ruangan. Ucapan selamat dan berbagai hadiah diterima Linggom, serta ajakan untuk berfoto bersama pun berlangsung dengan penuh sukacita. Kelima mahasiswa yang telah usai melaksanakan sidang meja hijau itupun juga melakukan foto bersama sebagai kenang-kenangan untuk mereka. Sembari teman-temannya masih sibuk berfoto, Linggom menghindari teman-temannya dan mengambil telepon gemgam yang layar kacanya sudah retak dan rusak itu.
"halo mak" sahut Linggom ketika panggilan teleponnya sudah dijawab
"ia nak, ada apa? Kan baru minggu lalu ibu kirim uang bulananmu." Jawab ibu Linggom yang mendapat panggilan itu.
"bukan bu, Linggom tidak minta uang. Linggom cuman mau ngasi tau kalo Linggom sudah sarjana bu, saya baru selesai sidang"balas Linggom dengan mata yang berkaca-kaca
"bah, terimakasih Tuhan, selamatlah ya nak, ibu senang mendengarnya" sahut ibu Usep